Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Efek perubahan iklim ternyata sangat berdampak pada makhluk hidup, terutama penyu hijau. Peneliti mengungkapkan bahwa 90 persen penyu hijau akan menjadi perempuan di tahun 2100.
Efek dari perubahan iklim akibat ulah manusia semakin terasa di tahun 2018.
Dalam data yang disimpan oleh peneliti, tercatat kebakaran hutan meningkat, kekeringan yang merajalela dan juga angin topan dengan daya hancur kuat.
Kini tak hanya manusia yang merasakan efeknya, binatang yang tak bersalah pun juga akan merasakannya.
Baca Juga
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Global Change Biology pada Desember 2018, peneliti mengungkapkan bahwa penyu hijau akan ''berubah''.
Bersamaan dengan banyak reptil lain dan beberapa spesies ikan, penyu hijau dapat berubah kelamin berdasarkan perubahan suhu.
Di dalam telur, suhu eksternal di dalam sarang menentukan apakah embrio berkembang menjadi jantan dan betina.
Pada banyak spesies kura-kura, telur dari sarang yang lebih dingin akan menetas sebagai jantan.
Sementara telur dari sarang yang lebih hangat dapat menetas menjadi betina.
Rasio jenis kelamin penyu hijau saat ini cukup seimbang, 52 persen penyu di antaranya merupakan betina.
Ilmuwan dari University of Exeter di Inggris dan Marine and Environmental Sciences Centre (MESC) di Portugal menciptakan sebuah skenario model dari laporan IPCC.
Laporan IPCC dari PBB dan data situs bertelur penyu di Guinea-Bissau, Afrika mengungkap sesuatu yang mengagetkan sekaligus mengkhawatirkan.
Kenaikan suhu global akan meningkatkan suhu di banyak lokasi sarang penyu sehingga memicu ''feminisasi'' spesies yang tersebar luas.
Perkiraan para peneliti mengungkapkan bahwa kenaikan suhu global akan menghasilkan 76 hingga 93 persen penyu betina pada akhir abad ini.
Tak hanya itu, mereka memperkirakan bahwa 33 hingga 44 persen lokasi sarang penyu saat ini dapat terendam karena naiknya permukaan laut.
''Ketika suhu terus meningkat, mungkin menjadi mustahil bagi penyu hijau yang tidak menetas untuk bertahan hidup,'' kata Dr Rita Patricio dari IFLScience.
Hal yang paling mengejutkan, hal ini telah terjadi di populasi penyu tertentu.
Sebuah penelitian lain menyebutkan bahwa 99,1 persen penyu hijau remaja di ujung utara Great Barrier Reef, Australia telah menjadi betina.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Hari Bumi 2023, Google Doodle Ingatkan Perubahan Iklim
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
BRIN: 2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem Makin Sering di Indonesia
-
Kasihan, Penyu Ini Terancam Punah Gara-Gara Dimitoskan Jadi Bahan Obat Kuat, duh!
-
Ilmuwan Ungkap Pelelehan Es di Greenland Kian Cepat, Perubahan Iklim Bikin Khawatir
-
PBB Ungkap Potensi Mematikan dari Gelombang Panas yang akan Datang, Bikin Ngeri
-
Manfaatkan Teknologi, Fairatmos Sasar Demokratisasi Akses Pasar Karbon
-
Panas Ekstrem Diprediksi Bakal Terjadi 3 Kali Lebih Sering, Berbahaya?
-
BMKG: Suhu Perkotaan Indonesia Bakal Naik 3 Derajat Celcius pada Akhir Abad 21
-
Hadapi Perubahan Iklim, Maladewa Sampai Bangun Kota Terapung