Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Salah satu masalah besar yang terjadi di Bumi adalah perubahan iklim yang memicu terjadinya pemanasan global. Para peneliti bahkan secara intens mencoba untuk mencari solusi untuk menyelamatkan Bumi. Belum lama ini, peneliti menemukan solusinya dengan salah satu jenis energi ini.
Dalam sebuah esai yang ditulis di The Wall Street Journal mengenai cara mengatasi iklim global, seorang ahli politik bernama Joshua S Goldstein dan pakar energi bernama Sataffan A Qvist menyampaikan pendapatnya.
Keduanya berpendapat bahwa perubahan iklim sulit dihentikan jika hanya menggunakan energi seperti angin dan sinar matahari.
Jika menggunakan sumber energi tersebut, manusia hanya bisa mencapai sekitar 20 persen dari target global untuk menjadikan Bumi ramah lingkungan.
Baca Juga
Lebih lanjut, keduanya menjelaskan bahwa jenis energi nuklit mampu menghindari bencana perubahan iklim ini.
Semakin rusaknya Bumi karena perubahan iklim ini membuat manusia hanya punya waktu sekitar 30 tahun sebelum akhirnya Bumi mencapai titik kritisnya.
Menurut Goldstein dan Qvist, dunia saat ini membutuhkan sumber listrik bebas karbon yang dapat meningkat dalam skala besar dan sangat cepat untuk menyediakan daya terbaik dalam kondisi cuaca apapun. Nuklir lalu dianggap sebagai jenis energi yang tepat untuk menangani perubahan iklim ini.
Lebih lanjut, keduanya menjelaskan jika salah kaprah mengenai energi nuklir membuat terhambatnya pertumbuhan. Pasalnya, nuklir terkenal sebagai bencana Chernobyl dan limbah radioaktif.
Catatan buruk energi nuklir memang menjadi ketakutan tersendiri bagi siapa saja. Pasalnya, sudah banyak kecelakaan tenaga nuklir yang fatal dalam 60 tahun terakhir.
Ide Joshua S Goldstein dan Sataffan A Qvist mengenai pemanfaatan energi nuklir untuk tangani bahaya perubahan iklim memang masih dalam tahap pengembangan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika suatu saat nanti, hal ini bisa menjadi solusi dari masalah Bumi.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Microsoft Mulai Tertarik ke Bisnis Energi, Nuklir Jadi Tujuan
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?