Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Fakta bahwa Bumi semakin tua memang tidak bisa dipungkiri. Menurut estimasi umur bebatuan tertua di Bumi, planet yang dihuni manusia ini sudah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Melihat fakta ini, tentu banyak kepunahan massal yang terjadi.
Menurut teori Big Bang, Bumi terbentuk dari ledakan dahsyat pada sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Ledakan ini lalu menghasilkan debu dan awan hidrogen yang semakin lama semakin padat.
Semakin tua Bumi, maka semakin banyak hal yang sudah terjadi dan pernah dialami oleh planet ini. Manusia purba menghilang, beberapa hewan menghilang, hingga mencairnya beberapa gunung es sehingga membentuk lautan yang luas.
Jika memang sudah banyak hal terjadi di Bumi ini selama miliaran tahun yang lalu, maka tentu banyak kepunahan massal yang terjadi hingga menjadi parah. Berikut beberapa yang tim HiTekno.com rangkum untuk kamu.
Baca Juga
Kepunahan pertama datang pada pertengahan zaman ordovisum saat kondisi Bumi saat itu masih hangat dengan kelembapan atmosfer ideal untuk kehidupan makhluk hidup.
Hingga pada akhir zaman ordovisium yang berlangsung sekitar 443 juta tahun yang lalu, kehidupan berubah secara ekstrem saat benua tua bernama Gonwana mencapai kutub selatan.
Saat itu, suhu Bumi turun secara drastis dan es meningkat hingga terjadi penurunan permukaan air laut.
Hal ini berakibat pada kegagalan fotosintesis yang mengakibatkan kekacauan ekosistem. Tidak hanya itu, sekitar 86 persen populasi makhluk hidup lenyap dalam kurun waktu 3 hingga 2 juta tahun.
Deretan organisme yang berada di laut dan ikut terkena dampak kepunahan pertama ini adalah Brachiopods, Conodonts, Acritarchs, Bryozons, dan Trilobites.
Kepunahan kedua terjadi pada 359 tahun yang lalu atau terjadi pada era yang dikenal dengan zaman devon.
Saat itu, hujan meteor datang bertubi-tubi dan menyebabkan global anoxia, atau menurunnya jumlah oksigen secara drastis, meningkatnya aktivitas tektonik lempeng, perubahan muka laut, dan perubahan iklim.
Akibatnya, sekitar 75 persen makhluk hidup menyerah dan punah. Yang paling mengalami dampak besar dari masa ini adalah para terumbu karang dan stromatoporoids, sejenis binatang laut tak bertulang belakang.
Selanjutnya, dilansir dari The Transformers, kepunahan ketiga terjadi sekitar 251 juta tahun lalu atau pada era yang disebut zaman perm.
Pada zaman perm ini, sebuah benua super besar bernama Pangea muncul dengan daratan luas dan mengakibatkan perubahan geologi, iklim, dan lingkungan.
Letusan gunung api terus terjadi dan mengeluarkan lava seluas 300 juta kilometer persegi dan menghasilkan endapan setebal lebih dari 1.750 meter. Endapan ini lalu disebut sebagai Siberian Traps yang kini dikenal sebagai Rusia.
Akibatnya, hanya 5 persen populasi makhluk hidup dapat bertahan dan 95 persen sisanya musnah karena kekeringan hebat, kekurangan oksigen, dan hujan asam.
Kepunahan keempat terjadi pada 210 juta tahun lalu yang disebut zaman akhir trias.
Saat itu, aktivitas gunung api di Central Atlantic Magmatic Provience mengakibatkan peningkatan gas CO2 secara signifikan. Pemanasan global lalu terjadi dalam waktu yang sangat lama.
Pemanasan global ini membuat terumbu karang dan conodont dan beberapa binatang laut lainnya mengalami krisia serius hingga punah. Bersamaan dengan saat ini, terjadi hujan meteor yang membunuh 80 persen makhluk hidup.
Berikutnya, kepunahan kelima yang terjadi di zaman kapur akhir atau Cretaceous-Tertiary Exctinction.
Periode ini menjadi periode kepunahan tercepat dalam rentang waktu 2,5 juta hingga kurang dari 1 juta tahun. Masa ini terjadi pada 65 juta tahun yang lalu.
Pada periode kepunahan ini, para dinosaurus ikut menghilang. Hal ini terjadi karena adanya tabrakan meteor besar di Teluk Meksiko yang berbarengan dengan aktivitas gunung api yang memproduksi gas CO2 dalam jumlah signifikan.
Momen ini sukses membuat punah 50 persen dari populasi makhluk hidup di zaman tersebut.
Itu tadi deretan kepunahan massal yang pernah terjadi di Bumi menurut catatan sejarah. Kalau tidak dijaga, kemungkinan Bumi akan melakukan kepunahan massal lagi nih.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gandeng Lonely Planet, Realme 11 Pro Series 5G Siap Rilis ke Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Apakah Pluto Termasuk Planet atau Tidak? Jadi Perdebatan Astronom dan Ilmuwan
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?