Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sejak Selasa malam (29/1/2019), Gunung Merapi di Yogyakarta telah 19 kali mengalirkan lava pijar, menurut laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Melalui akun twitter resminya, BPPTKG menyatakan berdasarkan data seismik Rabu, sepanjang pukul 00.00 - 06.00 WIB Merapi enam kali meluncurkan lava dengan durasi 17-70 detik.
Pada pukul 01.49 WIB, satu dari enam guguran lava pijar teramati mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncur maksimal 600 meter.
Sementara itu, pada Selasa malam, sejak pukul 18.00 - 24.00 WIB, Merapi mengeluarkan 13 kali guguran dengan durasi 24 hingga 145 detik.
Baca Juga
Sebanyak 11 dari dari 13 guguran lava pijar ini teramati dominan meluncur ke arah tenggara (Kali Gendol) dan satu kali ke arah timur laut dengan jarak luncur 50 hingga 1.400 meter.
Akibat serangkaian guguran ini, menurut laporan yang dihimpun BPPTKG pada Selasa (29/1) pukul 20.17 WIB hujan abu tipis di beberapa lokasi.
Hujan abu tipis ini terjadi di beberapa desa di Kecamatan Musuk dan Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, serta Kota Boyolali.
Analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG menunjukkan volume kubah lava gunung itu telah mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
BPPTKG juga melaporkan pada periode 18 hingga 24 Januari 2019 gunung api teraktif di Indonesia itu mengalami tiga kali gempa hembusan.
Satu kali gempa vulkanik dangkal, 223 kali gempa guguran, dua kali gempa frekuensi rendah, dan tujuh kali gempa tektonik.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada.
Dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan segala macam aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Apa Saja Gunung Berapi Aktif yang Ada di Indonesia? Ini 68 di Antaranya
-
Merapi Erupsi, Pesan Mbah Maridjan Tentang "Eyang Merapi" Viral Lagi
-
Erupsi Gunung Merapi, Hujan Abu Jatuh di Kabupaten Magelang
-
Heboh Cahaya Misterius di Gunung Merapi, BPPTKG Buka Video Rekaman CCTV
-
Meteor yang Melintas di Atas Gunung Merapi Diduga Jatuh di Gunung Merbabu
-
Terpopuler: Kilatan Cahaya Misterius di Gunung Merapi dan Menu Nasi Kucing
-
Viral Kilatan Cahaya Misterius di Gunung Merapi, Ini Tanggapan BPPTKG
-
Ramai Diduga Jatuh di Puncak Merapi, Ini 5 Kasus Ledakan Meteor di Bumi
-
Gunung Merapi Punya Dua Kawah, BPPTKG: Potensi Bahaya Masih Rendah
-
Ini Bahaya Abu Vulkanik bagi Kesehatan dan Penjelasannya