Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Salah satu proyek baru dari Queensland University of Technology menggabungkan beberapa teknik baru untuk membantu mengawasi populasi koala liar di Australia.
Cara baru ini dianggap lebih efektif karena tak mungkin ada yang tinggal di hutan dan memanjat pohon sepanjang waktu untuk mengawasi mereka.
Mereka menggunakan drone yang dilengkapi dengan kamera, sehingga rekaman dapat diputar dan dipelajari lebih mendalam agar dapat metode yang pas.
Hal ini mirip dengan proyek sebelumnya yang dilakukan Queensland University of Technology di mana duyung yang terancam punah.
Baca Juga
-
Gandeng Lola Zieta, Gambir Studio Resmi Luncurkan Game Horor Jurit Malam
-
Air Tanah dan Aliran Sungai Kuno Pernah Ada di Mars, Ini Faktanya
-
Meme Syahrini dan Luna Maya Beredar, Bikin Netizen Ngakak
-
Lolos Sertifikasi 3C di China, Rincian Huawei P30 dan P30 Pro Terungkap
-
iBox Indonesia Jual Kembali iPhone 7 dan iPhone 7 Plus, Ini Harganya
Mereka dihitung dan dipastikan kembali jumlahnya melalui pantauan udara di sepanjang pantai.
Rekan penulis studi Grant Hamilton mengtakan dalam rilis mereka ''bahwa ini akan jauh lebih sulit, karena medan pantai dan koala yang sering di pohon berbeda, kompleksnya adalah bagian dari ilmu di sini. Ini bukan hanya menghitung jumlah hewan dengan drone, tapi tim berhasil melakukan hal itu di lingkungan yang sangat sulit.''
Dikutip dari laman TechCrunch, saat tim mengirim drone mereka di pagi hari, mereka berharap tak ada perbedaan besar antara suhu udara dan koala yang ada di pohon.
Drone terbang seolah menjadi mesin pemotong rumput yang memotong puncak pohon untuk mengumpulkan data dari area yang luas.
Untuk pengujian awal, keakuratan sistem diperiksa dengan pengukuran tanah yang diberikan oleh unit GPS pada beberapa hewan dan tag radio.
Sekitar 86 persen koala ditemukan di area tertentu dan itu jauh lebih baik.
''Kami membahas dalam beberapa apa yang bisa dilakukan manusia sepanjang hari, karena ada tempat-tempat yang tak tak bisa dijangkau oleh drone, keduanya ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perlu ada cada terbaik untuk menggabungkan keduanya untuk meghadapi kepunahan'' tambah Grant Hamilton.
Setelah mencobanya di Queensland, tim mencoba mengirimnya ke daerah lain di pantai dan merencanakan tambahan untuk spesies lain yang hampir punah seperti koala dan dapat diidentifikasi dengan mudah.
Tag
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
-
Resmi Dipasarkan, Cek Harga DJI Mavic 3 Pro di Indonesia
-
5 Karakter One Piece yang Sukses Tanpa Privileges, The Real Berjuang dari Nol
-
Mitos Raksasa Laut Dibongkar Ilmuwan, Ternyata Cuma Ikan Paus
-
Penyumbang Drone di Ukraina, Startup Ini Dapat Suntikan Dana Triliunan Rupiah
-
Microsoft Pakai ChatGPT untuk Kendalikan Robot, Ngeri-Ngeri Sedap
-
Erajaya Active Lifestyle Resmi Menawarkan Drone Mungil DJI Mini 2 SE
-
Makin Populer, Startup Privy Mulai Lebarkan Sayap ke Pasar Australia
-
Anggota Parlemen Australia Risau dengan Kehadiran AI: Dituding Bisa Picu Konflik, Kok Bisa?
-
Jangkau Arab Saudi, Terra Drone Raih Pendanaan dari Anak Usaha Aramco