Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Kebanyakan narapidana di penjara mengerjakan pekerjaan fisik yang berat, namun hal ini berbeda dengan dua penjara di Finlandia yaitu mengklasifikasikan data untuk melatih algoritma kecerdasan buatan atau AI untuk startup.
Yap, para narapidana diajarkan keterampilan yang berharga dan menangani startup yaitu, Vainu.
Vainu sendiri sedang membangun database komprehensif perusahaan di seluruh dunia yang membantu bisnis menemukan kontraktor untuk bekerja sama jelas Tuomas Rasila, pendiri Vainu.
Agar ini berhasil, narapidana perlu membaca ratusan ribu artikel bisnis yang diambil dari internet.
Baca Juga
-
Potret Haru Ayah dan Anak Tidur Berpelukan di Tempat Sampah
-
Duel Smartphone Oppo F11 Pro VS Vivo V15 Pro, Mana yang Lebih Top?
-
Ingin Selalu Jadi yang Dibutuhin Wanita, Wajah Pria Ini Berakhir Miris
-
Jemput di Universitas Trisakti, Nama Driver Ojol Bikin Customer Panik
-
Lisa Blackpink Pecahkan Rekor di Medsos untuk Ucapan Ulang Tahunnya
Artikel tersebut juga memberi label misalkan artikel tentang Apple atau perusahaan teknologi.
Data berlabel ini digunakan untuk melatih algoritama yang mengelola basis data.
Perusahaan hanya memiliki satu peserta pelatihan yang menandai banyak data dalam bahasa Finlandia.
Kantor Vainu berada di gedung yang sama dengan markas Badan Sanksi Pidana (CSA), badan pemerintah yang mengawasi penjara Finlandia.
Kerja sama ini sudah dimulai sekitar tiga bulan lalu dan Vainu sekarang bekerja dengan dua penjara yang berbeda, satu di Helsinki dan satu di Turku.
Dilansir dari The Verge, Vainu mengirim 10 komputer ke penjara-penjara ini dan membayar CSA untuk setiap tugas yng diselesaikan para tahanan.
Jumlah ini sebanding dengan berapa banyak yang harus dibayar oleh startup untuk tugas yang dilakukan pada mechanical Turk.
Meskipun CSA bertanggung jawab untuk mencari tahu berapa banyak yang masuk ke tahanan, serta memilih narapidana yang melakukan klasifikasi data.
Menurut Lilly Irani , seorang profesor komunikasi di University of California di San Diego. Algoritma AI perlu dilatih dengan cara yang spesifik secara budaya, katanya, dan sebagian besar pekerja Turk Mekanis berada di AS.
Menurut keterangan narapidana di Finlandia tersebut tak bekerja secara cuma-cuma mempelajari AI, namun diberi upah meski dirasa cukup rendah yaitu Rp 28 ribu per jam
Terkini
- 10 Fakta Menarik Peta Dunia yang Tak Banyak Orang Ketahui
- 5 Fakta Menarik The Last Of Us, Adaptasi Game Jadi Serial HBO
- Apa Itu ERP Jalan Berbayar, Berikut Cara Kerja dan Aturannya
- Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari
- 5 Fakta Menarik Buaya, Bisa Makan Tanpa Mengunyah Padahal Giginya Kuat
- Pergi ke Pantai, Bocah Cilik Ini Temukan Gigi Raksasa Megalodon
- Tak Berpotensi Tsunami, Ini Penjelasan BMKG soal Gempa Gorontalo M 6,3
- Tersembunyi di Hutan, Arkeolog Temukan Kota Kuno dari 2.000 Tahun Silam
- Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
- NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?
Berita Terkait
-
Perusahaan Afsel Caplok Produsen Bahan Kimia Finlandia, Siap Pasok 15 Ribu Ton Lithium Hidroksida
-
Situs Berita Luar Negeri Mulai Pakai AI untuk Bikin Ilustrasi, Pekerjaan Desainer Grafis Terancam?
-
Penampakan Narapidana Santai di Akhir Pekan, Asyik Nonton Upin Ipin
-
Polisi Pamer Keakraban dengan Tahanan di Penjara, Netizen: Adem Banget Lihat Beginian
-
Dukungan Huawei pada Pengembangan Genomika di Indonesia Melalui Teknologi AI
-
Bagaimana Artificial Intelligence Bantu Tingkatkan Inklusi Perbankan di Indonesia
-
Sharp Kembangkan Teknologi AI guna Meningkatkan Layanan Purna Jual
-
Konglomerat dan Bos Antivirus, John McAfee Tewas Gantung Diri di Penjara
-
Ketahuan Bajak Windows dan Office, Wanita Ini Berakhir di Penjara
-
5 Alasan HUAWEI FreeBuds 4i Menjadi TWS yang Harus Dimiliki