Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Selasa, 02 April 2019 | 13:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Di sepanjang garis pantai Prancis yang tenang, ilmuwan dikagetkan dengan penampakan ratusan lumba-lumba yang terdampar di pantai. Angka kini semakin membengkak, ternyata barang bukti lumba-lumba mati semakin menanjak menjadi lebih dari 1.000 ekor.

Antara Januari hingga Maret 2019, lebih dari 1.100 lumba-lumba mati dan hanyut ke pantai di sekitar pantai Atlantik, Prancis.

Sebuah organisasi lingkungan sekaligus fasilitas penelitian hewan laut, Pelagis Obeservatory, mengatakan bahwa penemuan tersebut sangat miris.

Bagaimana tidak, angka lumba-lumba yang terbunuh itu membengkak 30 kali lipat lebih tinggi daripada angka yang pernah tercatat dalam penelitian.

Kematian massal lumba-lumba sebenarnya sudah terjadi bertahun-tahun, namun tindakan pembunuhan kali ini benar-benar di luar nalar.

Sejak tahun 1990-an, setiap tahun, ratusan lumba-lumba terbunuh di lepas pantai sebelah barat Prancis.

Mereka terbunuh oleh pukat kapal industri sebagai akibat dari tangkapan sampingan yang tidak disengaja.

Penampakan lumba-lumba yang terdamapar di pinggir pantai. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)

Pelagis Obeservatory menyatakan bahwa 90 persen mayat lumba-lumba menunjukkan tanda-tanda terbunuh oleh penangkapan yang tidak disengaja di jaring ikan.

Banyak tanda-tanda dari luka tubuh lumba-lumba sebagai akibat dari tebasan benda tajam karena mereka terjebak dan harus dikeluarkan dengan jaring.

Atas penemuan ini, organisasi tersebut juga mengatakan bahwa mereka sudah skeptis dengan pemerintah Prancis.

Meski pemerintah sudah berkomitmen menyelamatkan lingkungan, namun Pelagis Obeservatory dan organisasi lingkungan menilai itu adalah sebuah kesiasiaan.

Banyak lumba-lumba yang mati di pinggir pantai Atlantik, Prancis, sebagian besar tubuh mereka dimutilasi. (Pelagis Obeservatory/ La Rochelle University)

Pelagis Obeservatory dan organisasi nirlaba konservasi hewan laut, Sea Sheperd, menilai pemerintah Prancis tidak efektif dalam mengeluarkan kebijakan.

Salah satu kebijakan pemerintah Prancis dalam menghentikan kematian massal lumba-lumba adalah sebuah peraturan yang mewajibkan kapal industri penangkap ikan menyalakan sebuah mesin Pinger.

Mesin tersebut akan mengeluarkan frekuensi yang membuat lumba-lumba tidak mendekat.

Namun Sea Sheperd skeptis dengan hal itu karena mereka pernah memergoki kapal yang secara sengaja mematikan mesin Pinger tersebut.

Mereka berdalih bahwa ketika mesin itu dinyalakan makan ikan buruan mereka yang berharga juga ikut menjauh.

Namun setelah melihat penemuan ini, pemerintah Prancis diharapkan lebih tegas karena sebuah penampakan pembataian dan mutilasi hewan ini sudah di luar akal sehat dan peri kemanusiaan sekalipun.

''Tidak pernah ada angka setinggi ini. Bahkan ini merupakan rekor tertinggi yang ada dalam 40 tahun,'' kata perwakilan Pelagis Obeservatory dikutip dari IFLScience.

Lebih dari 1.000 lumba-lumba mati adalah pemandangan yang menyedihkan dan tentunya kita harus mewariskan sebuah tindakan yang baik pada anak cucu kita nanti.

BACA SELANJUTNYA

Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?