Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 05 April 2019 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan, perilaku dan kesedihan yang dialami oleh gorila saat menemui anggota kelompoknya mati ternyata sama seperti manusia.

Penelitian yang dipimpin oleh Amy Porter dan Damien Caillaud dari organisasi nirlaba dan konservasi gorila, Dian Fossey Gorilla Fund International, menemukan sesuatu yang mengejutkan.

Dibantu oleh Congolese Institute for the Conservation of Nature di Kongo, ilmuwan dapat memperhatikan cara gorila ketika mereka sedang berduka.

Penelitian ini melibatkan gorila liar di Kongo dan Rwanda. Ilmuwan melibatkan cara gorila menyikapi gorila lain yang mati dalam 3 situasi yang berbeda.

Penelitian pertama melibatkan kematian seekor gorila gunung silverback dominan jantan berusia 35 tahun (Gorilla beringei beringei), bernama Titus di Taman Nasional Rwanda.

Penampakan gorila tua dominan saat mati dan dikelilingi gorila lainnya. (Jurnal PeerJ/ Dian Fossey Gorilla Fund International)

Kasus kedua melibatkan kematian seekor gorila betina dominan berusia 38 tahun bernama Tuck di taman nasional yang sama.

Sementara yang ketiga melibatkan kematian mayat gorila bernama Grauer dari kelompok sosial yang berbeda, dan ditemukan mati di Taman Nasional Kahuzi-Biega di Republik Demokratik Kongo (DRC).

Dalam ketiga kasus, hewan-hewan yang sedang berduka biasanya duduk di sebelah mayat, beristirahat di dekatnya atau bersentuhan dengan tubuh.

Hewan primata tersebut akan menunjukkan perilaku tubuh seperti menjilati, mengendus, menyodok, menusuk, dan merawat diri.

Perilaku gorila saat melihat gorila lain mati. (Jurnal PeerJ)

Beberapa gorila menunjukkan perilaku berperang, seperti pemukulan dada, menghancurkan tanaman dan memukul benda di sekitarnya.

Dalam dua kasus pertama gorila gunung, individu yang memiliki hubungan sosial dekat dengan mayat gorila menghabiskan waktu paling banyak di sekitar mayat.

Seekor gorila jantan bernama Ihumure misalnya, ia merupakan sahabat dekat Titus dan tidur di sarang yang sama.

Saat kematian Titus, gerakan kesedihan dan waktu yang dihabiskan di dekat Titus lebih lama jika dibandingkan dengan gorila lainnya.

Penampakan gorila muda saat mengetahui ibunya mati. (Jurnal PeerJ/ Dian Fossey Gorilla Fund International)

Seekor putra muda Tuck, gorila betina yang meninggal, ditunggu dalam waktu yang lama oleh sang anak bernama Segasira.

Sang anak terlihat melakukan sentuhan yang banyak pada ibunya dan mencoba menyusu dari payudara sang ibu meski ia sudah disapih.

''Perilaku yang paling mengejutkan adalah betapa miripnya respons perilaku terhadap mayat anggota kelompok integral dan anggota non-kelompok yang mungkin tidak dikenal,'' kata Porter dikutip dari Gizmodo.

Dalam kematian gorila yang tidak dikenal, gorila lain tetap mengerumuninya dengan gerakan sentuhan yang lebih sedikit.

Simpanse diketahui berbagi sirkuit otak yang sama dan akan aktif ketika mereka dalam kondisi emosianal, seperti kesedihan.

Alasan itulah yang membuat ilmuwan memprediksi penyebab cara gorila berduka yang sama seperti manusia.

BACA SELANJUTNYA

Amerika Serikat Hadapi Invasi Babi Super, Bikin Pemburu Keteteran