Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Bertahun-tahun, para ilmuwan mencari tahu molekul apa yang pertama ada di jagat raya ini. Selama ini ilmuwan meyakini HeH+ atau Helium Hydride Ion sebagai molekul pertama yang terbentuk setelah peristiwa Big Bang.
Sayangnya, saat itu belum ada manusia yang sanggup mendeteksi keberadaan molekul pertama di alam semesta ini.
Namun, keadaan tersebut kini berubah. Berkat bantuan teleskop Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) milik NASA.
Para ilmuwan di observatorium Max Planck for Radio mengukir sejarah dengan mendeteksi keberadaan HeH+ di sebuah nebula bernama NGC 7027.
Baca Juga
Menurut laporan Geek pada Selasa (23/4/2019), ilmuwan melihat HeH+ terbentuk dalam kondisi molekular, ketika atom helium dan proton bergabung bersama.
Pada akhirnya, gabungan molekular tersebut terpisah ke molekul hidrogen dan atom helium. Sebagai informasi, masing-masing dari elemen ini memiliki jumlah yang besar dan tersebar di jagat raya.
Sebenarnya, penelitian tentang molekul HeH+ sudah dilakukan pada 1925 lalu. Berpijak pada hasil penelitian tersebut, ilmuwan berpendapat bahwa molekul ini memiliki peranan penting saat awal terbentuknya alam semesta.
''Alam semesta itu dimulai dengan kehadiran HeH+. Sayangnya, kurangnya bukti definitif dari eksistensi molekul tersebut telah menjadi dilema,'' kata Rolf Gusten.
Lebih lanjut lagi, proses terbentuknya HeH+ sendiri dimulai saat radiasi bintang mencapai temperatur lebih dari 100.000 derajat Celcius, sehingga menimbulkan efek ionisasi.
Menurut para ilmuwan, penemuan HeH+ bukanlah proses yang mudah. Pasalnya, atmosfer Bumi yang kini sudah kusam karena pemanasan global, menyulitkan mereka untuk mendeteksi keberadaan HeH+.
Beruntung, teleskop SOFIA kepunyaan NASA memiliki lensa spektrometer beresolusi tinggi sehingga bisa menembus atmosfer Bumi dan cepat menemukan molekul pertama di alam semesta tersebut.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia