Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ilmuwan China berhasil membuat terobosan di teknologi kamera. Penelitian mereka yang terbaru mampu menghadirkan kamera yang bisa menangkap foto dari jarak 45 kilometer.
Fotografi jarak jauh di Bumi merupakan tantangan yang sulit, bahkan untuk ilmuwan sekalipun.
Menangkap cahaya yang cukup dari subjek jarak jauh juga tidak mudah.
Bahkan, atmosfer dan polusi dapat menghasilkan distorsi serta dapat merusak citra objek yang ditangkap pada jarak jauh.
Baca Juga
Sistem teknologi kamera berbasis LIDAR (Light Detection and Ranging) terbaru berhasil memecahkan masalah di atas.
Teknologi LIDAR adalah teknologi penginderaan optik jarak jauh yang mengukur properti cahaya tersebar untuk menemukan jarak atau informasi lain dari target yang sangat jauh.
Ilmuwan China mengklaim bahwa teknologi berbasis LIDAR terbaru dapat menangkap foto dari jarak 45 kilometer jauhnya.
Sebelumnya, detektor foto hanya mampu mengambil gambar subjek hingga 10 kilometer.
Fisikawan bernama Zheng-Ping Li dan rekan peneliti lainnya dari Universitas Sains dan Teknologi China berhasil menunjukkan cara memotret subjek hingga 45 km.
Bahkan, mereka dapat memotret subjek di lingkungan perkotaan yang diliputi kabut asap.
Penelitian mereka telah diterbitkan di jurnal Arxiv pada 22 April 2019.
Teknik mereka menggunakan detektor foton tunggal dikombinasikan dengan algoritma pencitraan komputasi unik sehingga menangkap gambar resolusi super tinggi dari jarak jauh.
Dikutip dari Technology Review, keuntungan besar dari pencitraan aktif semacam ini adalah foton dipantulkan dari subjek kembali ke detektor dalam rentang waktu tertentu.
Jadi setiap foton yang ada di luar jendela bidik bisa diabaikan.
Itu memungkinkan noise foto yang biasanya diciptakan oleh foton dapat berkurang signifikan.
Zheng Ping dan rekannya menggunakan laser inframerah dengan panjang gelombang 1.550 nanometer dan tingkat pengulangan 100 kilohertz.
Mereka menggunakan teleskop astronomi dengan bukaan 280 mm.
Penelitian mereka akan sangat berguna ketika terjadi bencana atau untuk keperluan penelitian objek jarak jauh lainnya.
Metode dan teknologi kamera yang digunakan ilmuwan China ini juga sangat berguna untuk mengetahui pemodelan daerah terpencil dengan kondisi yang sulit dijangkau.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
FUJIFILM Resmi Meluncurkan INSTAX mini 99TM, Kamera Instan Analog Kelas Premium
-
Universitas Indonesia dan Yandex Gelar Seminar AI yang Komprehensif
-
Siap Rilis di Indonesia, Redmi Note 13 Series Andalkan Kamera 200MP dan 108MP
-
Realme: Lensa Telefoto Periskop Jadi Tren Baru Fotografi Smartphone
-
Apa yang Bisa Dilakukan AI pada Samsung Galaxy S24 Series
-
Resmi Rilis, OBSBOT Tail Air Multi-Camera Streaming PTZ 4K dengan Teknologi AI dan NDI Support
-
Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
-
Pentingnya CCTV untuk Amankan Area Townhouse
-
Kamera PTZ 4K OBSBOT Tiny 2 Resmi Rilis, Berapa Harganya?
-
Kamera Andalan untuk Pemula, Cek Harga Canon EOS R100