Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia : Kamis, 23 Mei 2019 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Belum lama ini, para ilmuwan baru saja menemukan beberapa pohon berusia 2.624 tahun di kawasan kota Black River, Carolina Utara.

Pohon non-klonal atau pohon yang tidak termasuk dalam koloni besar ini identik tubuh dari satu nenek moyang dan dapat bertahan hidup hingga puluhan ribu tahun.

Uniknya, tidak hanya menemukan pohon berusia 2.624 tahun ini, para ilmuwan juga menemukan beberapa pohon berusia 2.088 tahun.

Penemuan ini membuat para ilmuwan percaya jika masih akan ada banyak pohon lainnya yang berusia lebih dari 2.000 tahun di lokasi tersebut.

Dilansir dari Live Science, sebelumnya juga pernah ditemukan sejumlah pohon di area tersebut yang berasal dari zaman kuno.

Catatan menunjukkan bahwa pada tahun 1980, seorang ilmuwan menemukan pohon berumur 1.700 tahun di lokasi tersebut.

Karena banyak penemuan pohon berusia tua ini, North Carolina Nature Conservancy lalu memutuskan untuk membeli lahan seluas 16.000 hektar tersebut untuk membantu melindungi tanaman-tanaman kuno ini.

Ilustrasi pohon. (Pixabay/jplenio)

Para ilmuwan lalu rutin melakukan penelitian di sekitar daerah tersebut dengan menggunakan alat pengambilan sampel bernama increment borer. Alat ini dipastikan sangat tidak membahayakan pohon.

Untuk mengambil sampel dari pohon ini, para ilmuwan mengambil sampel inti melalui lingkaran inti batang pohon yang terbuat dari lapisan pertumbuhan tahunan.

Satu kendala yang dialami oleh para ilmuwan adalah mengenai pembusukan inti dari bagian pohon tersebut.

Hasil penelitian pada pohon berusia 2.624 tahun ini membuat pihak ilmuwan mengambil kesimpulan bahwa tanaman ini ditanam pada 605 SM.

Waktu ini lebih dulu dari Kekaisaran Romawi dan tahun ketika Nebudkanezar II naik tahta menjadi raja Babilonia.

Keberadaan pohon-pohon berusia ribuan tahun ini sebenarnya sangat baik demi kestabilan Bumi. Pohon-pohon ini dipercaya mampu mendeteksi curah hujan selama musim tanam dan tahun-tahun tertentu.

Ilustrasi pohon. (Pixabay/Bess-Hamiti)

Dari sampel inti pohon berusia 2.624 tahun ini ditemukan juga mengenai informasi mengenai iklim, bencana kekeringan, dan banjir pada zaman Kekaisaran Neo-Babilonia.

Selain itu, juga ditemukan bahwa pada 1587, pernah terjadi kekeringan selama dua tahun saat pemukiman Roanoke di Carolina Utara tengah dibangun. Sayangnya, kekeringan ini membuat Roanoke menghilang.

Hingga kini, peneliti hanya memiliki 110 inti pohon dari puluhan ribu inti yang pernah ada. Penyebab beberapa spesies pohon menghilang adalah karena penebangan, polusi, perubahan iklim, hingga naiknya permukaan air laut.

Penemuan pohon berusia 2.624 tahun ini seolah membuka jalan menuju penelitian-penelitian menakjubkan lainnya mengenai keberadaan manusia dan Bumi.

BACA SELANJUTNYA

Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia