Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ilmuwan global meningkatkan kewaspadaan karena populasi ubur-ubur di seluruh dunia telah meningkat signifikan. Di beberapa wilayah, bahkan terdapat fenomena miliaran ubur-ubur yang merugikan nelayan.
Para nelayan salmon di Irlandia Utara hanya bisa berdiri kaget pada suatu pagi di musim gugur. Sebanyak 100 ribu ikan salmon Atlantik musnah dalam beberapa jam.
Air laut Irlandia bersinar merah pada tahun 2007 dan digambarkan oleh nelayan sebagai "billions of jellyfish" atau fenomena miliaran ubur-ubur.
Saking banyaknya, ubur-ubur membentuk koloni masif hingga kedalaman 10 meter yang menyebabkan kapal nelayan kesulitan untuk berlayar.
Baca Juga
Kerugian yang dialami nelayan Irlandia diperkirakan sebesar 2 juta dolar AS atau Rp 28,5 miliar saat mereka seharusnya memanen salmon.
Tak hanya fenomena pada tahun 2007, di satu dekade terakhir, populasi ubur-ubur di seluruh dunia telah meningkat signifikan.
Ilmuwan menemukan bahwa meningkatnya ubur-ubur dalam jumlah masif ada hubungannya dengan perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Semakin hangatnya lautan dan kondisi laut yang mulai tercemar, membuat ubur-ubur mampu menjadi predator utama di lautan.
Ikan dan hewan laut yang tidak bisa bertahan akan mati sementara ubur-ubur yang memiliki ketahanan fisik luar biasa dapat mengambil alih.
Dikutip dari Fast Company, ubur-ubur yang berasal dari laut Mediterania mulai bisa berkembang signifikan di laut Inggris.
Padahal sebelumnya, lautan di Inggris terkenal lebih dingin sehingga ubur-ubur dari laut Mediterania jarang ditemukan.
Lucas Brotz, seorang ilmuwan dari University of British Columbia menemukan sesuatu yang mengagetkan.
Ia meneliti 45 ekosistem laut di seluruh dunia dari Laut China Timur hingga Hawaii.
Brotz menemukan bahwa terdapat peningkatan populasi yang signifikan pada 62 persen ubur-ubur di seluruh dunia.
Penurunan hanya diketahui terdapat pada 7 persen populasi ubur-ubur di seluruh dunia.
Ubur-ubur dewasa dapat melepaskan puluhan ribu telur dan mereka bahkan tidak membutuhkan pasangan untuk bereproduksi.
Polip hermafroditik hanya perlu menempel pada substrat berbatu untuk menghasilkan keturunan secara aseksual.
Meningkatnya populasi ubur-ubur secara signifikan merupakan peringatan agar manusia tidak mencemari laut dan mulai sadar akan perubahan iklim yang sedang terjadi.
Terkini
- Saham Pfizer Anjlok Seiring Menurunnya Permintaan Obat Covid
- Kebakaran Hutan Hebat Melanda Chili, Ratusan Alami Luka
- Perusahaan Ini Kembangkan Implan Chip untuk Otak, Bisa Bantu Penderita Penyakit Neurologis
- 12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
- Susul Belanda dan Jepang, India Ikut Kubu AS dalam Perang Teknologi Lawan China
- Wajib Tahu, Ini Efek Buruk Limbah Baterai Elektronik dan Kendaraan Listrik bagi Lingkungan
- Komet Langka Besok Melintasi Langit Indonesia, Terlihat 50.000 Tahun Sekali
- 6 Fakta Menarik Lato-Lato, Sejak Kapan Ada dan dari Mana Asalnya?
- 10 Fakta Menarik Peta Dunia yang Tak Banyak Orang Ketahui
- 5 Fakta Menarik The Last Of Us, Adaptasi Game Jadi Serial HBO
Berita Terkait
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
Ilmuwan Jepang Ingin Mengubah Salju Jadi Sumber Tenaga Listrik
-
5 Fenomena Langit Januari 2023, Bisa Disaksikan dari Indonesia
-
Gerhana Matahari Hibrida 2023 Bisa Disaksikan dari Indonesia
-
Tawon Predator Asia Menginvasi Eropa, Ilmuwan Heran
-
BRIN: 2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem Makin Sering di Indonesia
-
Ilmuwan Ungkap Fakta Unik Terkait Ilmu Hitam dan Karma
-
5 Mitos Solstis Desember dari Berbagai Belahan Dunia yang Jarang Diketahui
-
Siang Lebih Lama dari Biasanya, Begini Penjelasan Fenomena Solstis yang Akan Terjadi
-
Ilmuwan Berhasil Temukan Logam Terkuat, Ini Campuran Bahannya