Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Seminggu ini, beberapa daerah di Indonesia diguncang gempa dengan besaran beragam. Walaupun tidak berpotensi tsunami, analisa BMKG mengungkap bahwa lempeng Indo-Australia adalah penyebab gempa seminggu ini.
Pada Kamis (19/9/2019), gempa berkekuatan 5,6 magnitudo ini terjadi selama dua kali dengan pusat di laut dekat Tuban. BMKG mencatat bahwa gempa ini terjadi dalam rentang waktu 25 menit.
Berdasarkan catatan BMKG, gempa pertama ini dirasakan di beberapa wilayah di Denpasar, Lombok Barat, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa. Bima, Dompu, dan Karangasem.
Gempa kedua dengan kekuatan 6 magnitudo kembali terjadi di Barat Laut Tuban dan terasa hingga Tuban, Denpasar, Malang, Madura, Mataram, Lombok, Bima, Yogyakarta, Surabaya, hingga Bandung.
Baca Juga
BMKG secara resmi mengumumkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami dan tidak ada kerusakan tertentu akibat guncangan ini.
Kembali pada Minggu (22/9/2019), gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6 magnitudo melanda Laut Banda, Maluku. Guncangan ini dirasa oleh sebagian masyarakat Kota Saumlaki dan beberapa daerah sekitar.
BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi ini terjadi karena bukti adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
Terjadinya deformasi batuan sebagai pemicu gempa di kedalaman 70 km menjadi petunjuk oleh para ahli bahwa sedang terjadi proses subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia di bawah Laut Banda yang masih aktif.
Lempeng Indo-Australia sendiri merupakan dua lempeng tektonik yang termasuk benua Australia dan samudra yang berada di sekelilingnya. Kedua lempeng ini bergabung pada 20 sampai 55 juta tahun abad yang lalu.
Seperti yang diketahui, lempeng Indo-Australia ini merupakan saudara dari dua lempeng tektonik lainnya yaitu Eurasia dan Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia.
Pembentukan lempeng Indo-Australia ini terjadi setelah daratan India dan Australia menyatu dalam super continent. Saat akhirnya terpisah, timbul kerak samudera. Hal ini yang lalu membuat Indonesia memiliki banyak gunung api.
Berada di daerah tiga lempeng ini, membuat Indonesia rentang gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi seminggu ini adalah efek samping dari adanya aktivitas di lempeng Indo-Australia.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau
-
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai
-
Link Live Streaming Gerhana Matahari Hibrida, Pengamatan Langsung dari Indonesia
-
Mengapa Gempa 14 April 2023 Terasa di Banyak Wilayah? Begini Penjelasan BMKG