Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Beberapa asteroid belakangan ini tercatat mendekati Bumi. Yang terbaru, NASA melaporkan bahwa sebuah asteroid berukuran piramida terdeteksi mendekati Bumi.
Walaupun hanya satu, asteroid mengerikan ini malah berukuran tujuh kali lipat dari piramida yang ada di Bumi. Asteroid ini dikenal dengan nama Asteroid 1998 HL1.
NASA memprediksi jika asteroid seukuran piramida ini akan berada dalam jarak terdekat dengan Bumi pada 25 Oktober 2019 mendatang.
Selanjutnya, menurut NASA, saat asteroid seukuran piramida ini mendekati Bumi, kecepatan asteroid ini akan mencapai lebih dari 40.200 kilometer per jam atau 11.166 meter per detik.
Baca Juga
Makin mengerikan, asteroid seukuran piramida bernama Asteroid 1998 HL1 ini termasuk sebagai asteroid yang berpotensi membawa dampak bahaya bagi Bumi.
Dilansir dari Live Science, jauh sebelum akhirnya mendekati Bumi, asteroid seukuran piramida ini pertama kali masuk pantauan NASA pada 21 tahun yang lalu yaitu 18 April 1998.
Asteroid ini cukup mengerikan karena Asteroid 1998 HL1 pernah masuk ke dalam NEO (Near-Earth Object) atau objek yang dekat dengan Bumi.
Biasanya objek yang masuk ke dalam NEO adalah sejumlah komet dan asteroid yang mengorbit Matahari dan berada dalam jarak yang dekat dengan Bumi.
Lebih lanjut, NASA menjelaskan bahwa Asteroid 1998 HL1 yang berukuran piramida ini nantinya akan berpapasan dengan orbit Bumi pada lintasan terdekat.
Berdasarkan observasi orbital sebanyak 519 kali, Asteroid 1998 HL1 diprediksi memiliki ukuran 1.443 hingga 3.248 kaki atau sekitar 440 meter hingga 990 meter.
Karena prediksi ukuran ini membuat NASA yakin bahwa asteroid ini memiliki ukuran sekitar tujuh kali lebih besar dari Piramida Giza di Mesir.
Belum menyambangi Bumi, Asteroid 1998 HL1 nantinya diprediksi akan kembali mendekati Bumi pada 15 Oktober 2026 mendatang.
Mengenai kedatangannya asteroid seukuran piramida ini, NASA menyebut bahwa asteroid ini masih berada di batas aman. Pemantauan lebih lanjut akan terus dilakukan oleh NASA.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?
-
Satelit NASA Akan Jatuh Ke Bumi, Setelah 38 Tahun Beroperasi
-
Peringatan NASA, Ada Indikasi China Ingin Mengklaim Tanah di Bulan
-
Tim Peneliti NASA Berhasil Identifikasi Pola Perubahan Suhu di Jupiter