Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Lebih dari 11 ribu ilmuwan yang tersebar di 153 negara telah bergabung untuk memberikan peringatan ke seluruh penduduk Bumi. Mereka mengabarkan bahwa perubahan iklim telah berjalan "terlalu seram".
"Krisis iklim telah tiba dan melaju lebih cepat dari perkiraan kebanyakan ilmuwan. Ini lebih parah daripada antisipasi kita sebelumnya, mengancam ekosistem alam dan nasib umat manusia," kata mereka dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal Bio Science.
Penelitian yang telah didukung dan ditandatangani oleh 11 ribu ilmuwan ini memaparkan analisis ilmiah tentang perubahan iklim selama beberapa dekade.
Pernyataan mereka dan analisis penelitian yang mendukung teori para ilmuwan bisa dilihat secara lengkap di link ini.
Baca Juga
Mereka dengan tegas menyatakan bahwa Bumi sedang mengalami keadaan "darurat iklim" dengan berbagai bencana yang siap mengintai.
Para peneliti menyarankan agar umat manusia melakukan transformasi besar secara global untuk berinteraksi dengan alam.
Kita bisa mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan serta mengurangi konsumsi daging karena itu berhubungan erat dengan produksi gas CO2 yang berkembang di luar kendali.
Tahun 2019 menandai peringatan 40 tahun konferensi iklim tingkat dunia sehingga ilmuwan berharap agar tahun ini bisa menjadi momentum untuk manusia dalam mengubah pola hidup.
Secara global, es telah menghilang secara cepat dibuktikan dengan adanya musim panas secara cepat yang menipiskan lapisan es laut di Kutub Utara, Greendland, dan Antartika.
Kadar panas, keasaman, dan tingkat permukaan laut telah naik secara perlahan serta cuaca ekstrem telah melanda banyak tempat di dunia.
Emisi gas rumah kaca atau greenhouse gas (GHG) meningkat dengan cepat sehingga semakin merusak iklim di Bumi.
Dikutip dari Futurism, ilmuwan menyoroti bahwa krisis iklim sangat erat kaitannya dengan konsumsi berlebihan dari gaya hidup orang-orang kaya.
Emisi gas rumah kaca yang meningkat pesat berbanding lurus dengan emisi per kapita yang dihasilkan oleh negara-negara kaya.
11 ribu ilmuwan yang tergabung dalam Alliance of World Scientists atau Aliansi Ilmuwan Dunia berharap agar pemerintah di seluruh negara menyadari kondisi darurat iklim dan meresponnya dengan kebijakan yang ramah lingkungan.
Terkini
- Ilmuwan Temukan Microplastik di Pembuluh Darah Manusia, Miris
- Balon Cuaca China Ditembak Amerika Serikat, Tensi Memanas
- Jumlah Korban Tewas Gempa Turki Meningkat, Capai Ribuan Dalam Sehari
- Gempa M 5,2 Guncang Banten, Begini Penjelasan dari BMKG
- BRIN: Riset Alat Pendeteksi Tsunami InaBuoy Tidak Dihentikan
- 4 Pantangan ketika Terjadi Gempa: Jangan Lakukan Hal-hal Ini
- 4 Sebab Gempa Bumi dan Tindakan Awal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi
- Ilmuwan Ungkap Sifat Aneh Air di Luar Angkasa, Wujudnya Beda dengan di Bumi
- Saham Pfizer Anjlok Seiring Menurunnya Permintaan Obat Covid
- Kebakaran Hutan Hebat Melanda Chili, Ratusan Alami Luka
Berita Terkait
-
4 Pantangan ketika Terjadi Gempa: Jangan Lakukan Hal-hal Ini
-
4 Sebab Gempa Bumi dan Tindakan Awal yang Harus Dilakukan Saat Terjadi
-
Bangun Infrastruktur Rendah Karbon, Huawei Masuk Daftar A CDP
-
Tak Berpotensi Tsunami, Ini Penjelasan BMKG soal Gempa Gorontalo M 6,3
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?
-
Bukan Letusan, Inilah Potensi Mematikan dari Kawasan Yellowstone
-
BRIN: 2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem Makin Sering di Indonesia
-
Menguak Misteri, Begini Kemunculan Oksigen di Bumi Menurut Penelitian Terbaru
-
Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Garut, Lebih dari 12 Wilayah Ini Merasakan Getarannya