Kamis, 28 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 21 November 2019 | 10:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Profesor sekaligus ilmuwan komputer menjelaskan sebuah teori aneh yang cukup menyeramkan. Ilmuwan tersebut menjelaskan bahwa hantu dan indera keenam bisa jadi merupakan sebuah bukti bahwa alam semesta ini hanyalah simulasi dari komputer super canggih.

Julian Keith, Ph.D dan Curry Guinn, Ph.D mengeksplorasi kemungkinan bahwa kita sebenarnya berada di dunia yang dihasilkan oleh komputer, mirip seperti film Matrix.

Profesor Guinn menjelaskan dan memberikan presentasi mengenai teori aneh miliknya di festival film Cucalorus ke-25 pada awal November 2019 di Wilmington, North Carolina, Amerika Serikat.

Peneliti sekaligus ilmuwan komputer senior dari Universitas North Carolina mengungkapkan bahwa dunia dan alam semesta ini tidak nyata.

Guinn mengakui bahwa idenya memang cukup spekulatif namun ada penjelasan logis di baliknya.

Ilustrasi dunia adalah simulasi virtual. (Pixabay/ Yassay)

Ia menerangkan bahwa manusia bisa terjebak dalam sebuah video game atau percobaan ilmiah dari "masyarakat futuristik" atau makhluk dengan kecerdasan super tinggi.

Untuk mengetahui bahwa kita hidup di dunia simulasi atau tidak, kita bisa melihat fenomena sederhana yang beberapa di antaranya tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.

Deja Vu, hantu, bahkan indera keenam yang dimiliki seseorang bisa menjadi bug atau sistem eror pada sebuah simulasi yang kita jalani saat ini.

"Gangguan dalam sistem. Deja Vu, seperti dalam film Matrix ketika seorang karakter melihat kucing melintasi pintu berulang kali, mungkin menjadi salah satu kesalahan (glitch) atau bug. Hantu, indera keenam, dan kebetulan lain yang pernah kita rasakan bisa menjadi kesalahan dalam sistem. Hukum fisika di alam semesta kita tampaknya dirancang secara khusus dengan seperangkat konstanta yang memungkinkan kehidupan berbasis karbon. Di mana ujung-ujungnya?" kata Guinn saat menjelaskan teorinya.

Ilustrasi AI atau kecerdasan buatan. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Ia menganalogikan bahwa game zaman sekarang berbeda jauh dari game yang dikembangkan pada 47 tahun lalu.

Dilansir dari WRAL Tech Wire, game arcade seperti Pong sangat berbeda dengan game-game VR yang sudah berkembang di tahun 2019.

Jika game berumur 50 tahun saja sudah berbeda, bisa dibayangkan perkembangan game pada 500 atau bahkan 5.000 tahun dari sekarang.

Itulah sebabnya bahwa manusia mungkin saja terjebak dalam dunia simulasi game super canggih atau eksperimen sains dari "makhluk lain" di mana secara tidak sadar kita sudah menjalani karakter di dalamnya.

Guinn dengan bangga mengatakan bahwa ia bukan satu-satunya yang mengungkapkan dan mendukung teori.

Ia menjelaskan bahwa Elon Musk pernah mengatakan bahwa ada satu di antara 1 miliar kemungkinan bahwa kita berada di simulasi komputer.

"Masyarakat futuristik" yang disebutkan oleh Guinn, mempunyai kecerdasan ultra tinggi sehingga dapat menciptakan simulasi ini dan mengawasi kita.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet