Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Seorang ilmuwan dan pakar serangga asal Amerika Serikat (AS), mengklaim ada serangga di planet Mars. Namun ungkapannya diragukan oleh NASA.
Pakar serangga dari Universitas Ohio, Amerika Serikat, mengatakan bahwa ia telah menemukan bukti adanya serangga di Mars.
Ilmuwan AS itu mempresentasikan bukti yang ditemukannya dalam Konferensi Masyarakat Entomologi Amerika di St Louis pekan ini.
William Romoser, entomolog tersebut, mengungkapkan bahwa ia yakin serangga pernah hidup di Mars setelah melihat foto-foto yang dikirim robot laboratorium badan antariksa AS dari Planet Merah itu.
Baca Juga
-
Kadar Oksigen di Mars Meningkat, Kabar Baik atau Buruk?
-
Jelajahi Area Baru di Planet Mars, Robot NASA Malah Ambil Foto Selfie
-
Pimpinan NASA Bocorkan Kapan Manusia Tinggal di Mars, Ini Rinciannya
-
Kabar Gembira, Tanah di Bulan dan Mars Bisa Ditanami Tumbuhan!
-
China Akan Kirim Pesawat Penjelajah ke Planet Mars, Ini Penampakannya
Karya Romoser itu disebarluaskan oleh Universitas Ohio pada Selasa (19/11/2019) dalam sebuah siaran pers bertajuk, "Entomolog Ohio: Foto Tunjukkan Bukti Kehidupan di Mars".
Romoser, dalam karyanya itu, mengatakan di Mars terdapat fosil mirip serangga dan mirip reptil. Itu membuktikan bahwa, klaim Romoser, Mars memiliki kehidupan yang kaya.
Dalam karyanya ilmuwan AS ini menampilkan beberapa foto hasil jepretan NASA di Mars. Ia mengatakan gambar dalam foto-foto tersebut adalah fosil mahluk hidup mirip serangga dan reptil.
Tetapi gambar-gambar itu terlalu buram dan, menurut beberapa pihak, lebih mirip batuan di permukaan Mars. NASA sendiri meragukan klaim Romoser itu.
"Kami belum memiliki data ilmiah untuk mendukung klaim ini," jelas NASA dalam pernyataan resminya.
"Oksigen di Mars tidak cukup untuk mendukung metabolisme. Di Bumi, binatang, khususnya yang kompleks seperti (serangga dan reptil), butuh banyak oksigen," lanjut NASA.
NASA belum mempercayai keberadaan serangga di planet Mars seperti yang dikatakan ilmuwan AS ini karena kurangnya data dan bukti. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Honkai Impact 3 Siap Rilis Update v7.2 Sayap Menuju Mars
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
UAE Siap Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa untuk Menjelajahi Sabuk Asteroid Mars
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?
-
NASA Temukan Planet Mirip Bumi yang Kedua, Bisa Dihuni Manusia?