Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Apa yang dirasakan Bumi kita ini ketika tersapu badai Matahari yang menakutkan? Apakah Bumi kita ini akan menjerit kesakitan?
Hal ini coba dijawap oleh para ilmuwan dari Universitas Helsinki di Finlandia. Para ilmuwan meneliti aktivitas elektromagnetik ketika Bumi terpapar badai Matahari.
Seperti diwartakan Science Alert, para ilmuwan tersebut kemudian mengubah aktivitas elektromagnetik tersebut menjadi sebuah rekaman suara.
Suara tersebut dihasilkan oleh magnetosfer yang melindungi manusia dari radiasi angin Matahari. Jika semakin kuat angin Matahari berhembus, maka semakin nyaring suara magnetosfer terdengar.
Baca Juga
Saat partikel bermuatan listrik dari angin Matahari menghantam magnetosfer, sebagian partikel tersebut dipantulkan kembali oleh medan magnet kembali ke Matahari.
Pantulan ini kemudian bertabrakan kembali dengan angin Matahari yang masih berhembus dan menghasilkan ketidakstabilan dalam plasma hingga menghasilkan gelombang magnetoacoustic.
Para ilmuwan lalu menerjemahkan gelombang magnetoacoustic menjadi suara untuk memahami dinamika interaksi antara angin Matahari dengan magnetosfer.
Rekaman suara jeritan Bumi tersebut diunggah pada ilmuwan ke YouTube pada 18 November 2019 kemarin.
Saat cuaca normal, magnetosfer menghasilkan gelombang frekuensi rendah. Tetapi saat badai Matahari terjadi, tekanan angin Matahari yang mendorong frekuensi gelombang menjadi jauh lebih tinggi.
Saat ini, tim peneliti sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana gelombang kompleks ini dihasilkan. Penelitian ini telah dipublikasi dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Apa yang kamu dengar dari rekaman suara jeritan Bumi saat terpapar badai Matahari ini? Apakah seperti jeritan manusia? (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Bagaimana Cara Kerja Panel Surya, Kok Bisa Menghasilkan Listrik dari Sinar Matahari
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Sangking Teriknya, Pria di Depok Goreng Telur Pakai Panas Matahari
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?