Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia : Sabtu, 07 Desember 2019 | 06:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Belum lama ini, seorang ilmuwan begitu yakin menyebut bahwa hantaman asteroid dapat menyebabkan kiamat pada Bumi. Menangani kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, ilmuwan asal Eropa belum lama ini sepakat melaksanakan misi ini.

Double Asteroid Redirection Test atau DART dari NASA merupakan program yang digagas oleh manusia untuk melindungi Bumi dari ancaman asteroid.

DART sendiri dikenal adalah upaya pembelokan asteroid yang suatu hari bisa saja berpotensi menabrak Bumi. Menurut rencana, misi ini akan diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 pada Juli 2021 mendatang.

Ilmuwan asal Eropa yang tergabung dalam ESA menyebutkan bahwa misi Hera untuk menyelamatkan Bumi dari asteroid ini merupakan hal baik demi keberlangsungan kehidupan manusia.

Rencana lebih lanjut menyebutkan bahwa misi ini memiliki target yaitu asteroid kembal Didymos pada Oktober 2022 mendatang. Setelah itu, misi ini akan menghantam satelit Didymos yang lebih kecil yaitu berukuran 165 meter.

Ilustrasi asteroid. (pixabay/UKT2)

Dikutip dari Engadget, nanti momen ini akan didokumentasikan oleh teleskop Bumi. Lebih lanjut, keuntungan misi ini adalah untuk membantu para ilmuwan untuk mengukur efektivitas strategi dampak kinetik pembelokan asteroid.

Para ilmuwan memberi bayangan mengenai bagaimana misi ini akan dilakukan. Adalah hampir sama dengan yang terjadi di film Armageddon saat beberapa orang ditugaskan untuk menyelamatkan Bumi dari tabrakan asteroid.

Keputusan ilmuwan asal Eropa untuk ikut bergabung dalam misi menyelamatkan Bumi ini disampaikan dalam pertemuan para kepala badan antariksa Eropa di Seville, Spanyol. Eropa bergabung bersama Amerika Serikat dalam misi besar ini.

Ilmuwan percaya bahwa misi Hera ini sangat bermanfaat untuk menyelamatkan Bumi dari asteroid yang suatu hari nanti bisa saja menyebabkan kiamat.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus