Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Ilmuwan baru saja menemukan kerangka manusia purba di China dengan kondisi dwarfisme yang langka. Kondisi dwarfisme membuat mereka tidak dapat tumbuh secara normal dibandingkan dengan manusia purba lainnya.
Sebagai referensi, dwarfisme kadang-kadang bisa membuat manusia tidak dapat tumbuh melebihi 147 sentimeter.
Sebuah kerangka manusia purba dengan bentuk kerdil dalam posisi "tidak biasa" ditemukan di dekat Sungai Kuning, China bagian timur.
Ia ditemukan bersama sisa-sisa orang yang hidup antara 3.300 dan 2.900 SM.
Baca Juga
Semua kerangka di situs penguburan manusia purba ditemukan dengan tangan diletakkan di atas tubuh mereka.
Cukup janggal, manusia purba satu ini mempunyai tangan yang diletakkan terselip di belakang.
Tulang-tulang kerangka tersebut tampak pendek dan lemah jika dibandingkan dengan sisa-sisa kerangka lainnya.
Para ilmuwan dan juga arkeolog mendiagnosa kerangka itu sebagai orang dewasa muda dengan displasia kerangka atau juga dikenal sebagai dwarfisme.
Displasia kerangka cukup langka pada manusia modern, hanya terjadi sekitar 3,22 dari setiap 10.000 kelahiran.
Kondisi tersebut juga lebih jarang muncul dalam catatan arkeologi di mana sampai saat ini hanya ada 40 kasus yang telah ditemukan.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar kasus merupakan bentuk kerdil yang relatif umum disebut achondroplasia.
Itu merupakan kondisi yang menyebabkan anggota tubuh tumbuh secara tidak proporsional lebih pendek dari kepala hingga badan.
Dikutip dari Live Science, kali ini ilmuwan dari Henan Provincial Institute of Cultural Relics and Archaeology justru menemukan kondisi langka pada kerangka manusia purba yang ditemukan di dekat Sungai Kuning itu.
Mereka menemukan suatu kondisi yang dikenal sebagai "kerdil proporsional", kondisi di mana jarang terlihat bagi manusia purba atau bahkan manusia modern.
Tidak seperti achondroplasia, yang biasanya muncul dari mutasi genetik, kondisi "kerdil proporsional" muncul karena disfungsi tiroid dan kelenjar hipofisis.
Disfungsi tiroid dan hipofisis sangat berkaitan erat dengan kekurangan nurtrisi penting seperti yodium.
Kerangka manusia purba dalam bentuk kerdil tersebut dipercaya hidup pada zaman Neolitik yang hidup selama periode Yangshao antara 3300-2900 SM.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
-
Peneliti: Indonesia Jadi Penghubung Asia dan Pasifik secara Genetik
-
Ditemukan di Sulawesi, DNA Nenek Moyang Misterius Berusia 7.200 Tahun
-
Ditemukan Korban Wabah Tertua di Dunia, Ilmuwan Ungkap Fakta Ini
-
Misteri Evolusi Siap Terungkap, Termasuk Penggunaan Api 900 Ribu Tahun Lalu
-
Ilmuwan Sebut Manusia Purba juga Lakukan Hibernasi, Mirip Beruang
-
Populer: 7 Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Penjual Pecel Lele Cantik
-
Harus Tahu, Ini 7 Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia
-
Terpopuler: Jejak Kaki Manusia Berusia 120 Ribu Tahun dan Batal Jual iPhone
-
Kerangka Manusia Prasejarah Ditemukan Ilmuwan Terkubur di Sarang Beruang