Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Para ilmuwan baru-baru ini menemukan beberapa planet baru di tata surya. Menambah ilmu pengetahuan dalam dunia tata surya, penemuan ini justru membuat ilmuwan terkejut dan heran.
Planet baru yang ditemukan ini masuk dalam kategori planet dengan tekstur yang sangat ringan layaknya permen kapas. Hal ini yang lalu membuat ilmuwan terkejut. Pasalnya tekstur satu ini terbilang baru.
Dilansir dari CNN, kategori ini jelas saja merupakan hal yang jarang ditemui oleh ilmuwan dari seluruh planet di tata surya. Sebelumnya, planet-planet hanya terdiri dari kategori berbatu, planet kerdil, hingga planet es.
Bukan satu, ilmuwan menemukan tiga planet sekaligus yang berukuran mirip dengan Jupiter. Planet ini diketahui telah mengorbit sebuah bintang sejauh kurang lebih 2.600 tahun cahaya.
Baca Juga
Seperti yang diketahui, planet Jupiter dikenal dengan ukurannya yang besar. Uniknya, planet terbaru ini justru memiliki massa yang kurang dari satu persen.
Ketiga planet baru super ringan ini diketahui mengorbit bintang Kepler 51. Bukan baru, planet ini pertama kali ditemukan pada 2012 lalu. Ukuran kepadatannya yang super ringan diketahui pada 2014.
Saat itu yang menemukan planet baru ini adalah Teleskop Luar Angkasa Hubble. Penelitian terus dilakukan untuk mengetahui mengenai bagaimana atmosfer ketiga planet baru tersebut.
Sejauh ini dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble, ilmuwan baru bisa mengamati spektrum panjang gelombang elektromagnetik dari bintang saat ketiga planet ringan ini melintasinya.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa molekul yang ada telah memblokir panjang gelombang. Garis spektrum tersebut yang lalu digunakan untuk menyimpulkan komposisi kimia di atmosfer. Spektrum ini lah yang digunakan untuk mengetahui atmosfer yang ada.
Penelitian selanjutnya lalu dilakukan dengan menggunakan simulasi komputer demi memahami kondisi atmosfer yang tercipta. Sejauh ini, alasan planet baru tersebut super ringan dan mirip permen kapas karena kandungan hidrogen dan helium dan lapisan metana.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gandeng Lonely Planet, Realme 11 Pro Series 5G Siap Rilis ke Indonesia
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Apakah Pluto Termasuk Planet atau Tidak? Jadi Perdebatan Astronom dan Ilmuwan
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Ilmuwan Ungkap Teori Iklim Bumi Baru, Zaman Es Terbantahkan?