Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Tepat pada Kamis, (26/12/2019) Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat menikmati fenomena Gerhana Matahari Cincin.
Ada 25 kota dan kabupaten di 7 provinsi di Indonesia yang bisa menikmati Gerhana Matahari Cincin. Tujuh provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. Sedangkan sisinya akan menikmati gerhana Matahari sebagian.
Tidak semua orang bisa pergi dan mengamati fenomena langit tersebut secara langsung. Karenanya, BMKG mengadakan live streaming atau siaran langsung melalui akun YouTube resmi BMKG di 26 kota yang mencakup Nias, Tapanuli Tengah, Batam, Singkawang, Medan, Banda Aceh, Padang Panjang, Tanjung Pandan, Bengkulu, Anyer, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Karangkates, Denpasar, Waingapu, Kupang, Gowa, Makassar, Palu, Manado, Ternate, Mataram, Ambon, Angkasapura, dan Jayapura.
Gerhana yang dijuluki sebagai Cincin Api ini merupakan Gerhana Matahari ketiga sekaligus terakhir di tahun 2019. Sebelumnya, Gerhana Matahari pertama tahun ini telah terjadi pada 6 Januari 2019 yang merupakan Gerhana Matahari sebagian, lalu Gerhana Matahari kedua terjadi pada 2 Juli lalu yang merupakan Gerhana Matahari Total.
Baca Juga
-
Terjadi Hari Ini! Hashtag #GerhanaMatahariCincin Rajai Trending di Twitter
-
Ini Alasan Mengapa Gerhana Matahari Bergerak dari Barat ke Timur
-
Jelang Akhir Tahun, Huawei Sudah Siapkan Aplikasi Pengganti Google
-
Gerhana Matahari 26 Desember 2019 Ancam Pergerakan Bumi?
-
Bakal Terjadi Gerhana Matahari Cincin, Ini 4 Fakta Menariknya
Menurut BMKG, Gerhana Matahari Cincin akan dimulai pada pukul 10.03 WIB di Sabang, Aceh dan berakhir pada pukul 14.37 WIT di Merauke, Papua.
Sementara puncak Gerhana Matahari Cincin paling awal terjadi pada pukul 11.49 WIB di Sabang dan puncak Gerhana Matahari Cincin paling akhir terjadi di Jayapura pada pukul 11.51 WIT.(Suara.com/ Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, Langsung Diikuti Beberapa Gempa Susulan
-
Gempa M 6.4 Guncang Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
El Nino Diperkirakan Tiba di Bulan Agustus 2023, Apakah Berbahaya?
-
El Nino 2023 Diprediksi Melanda Indonesia, Ini Dampak dan Tanda-tandanya
-
Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi Mei 2023, Terlihat dari Indonesia?
-
Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra, Kapan Terjadi Tahun 2023 Ini?
-
BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau
-
Penjelasan Apa Itu Gelombang Panas, Fenomena yang Jadi Perbincangan
-
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG
-
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai