Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Selasa, 07 Januari 2020 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Awal tahun 2020, netizen justru dikagetkan dengan trending World War 3 di media sosial yang muncul dari kabar tewasnya Kepala Pasukan elite Quds (Quds Force) Iran Jenderal Qassem Soleimani akibat serangan udara yang dilancarkan AS. Tak banyak yang tahu, jenderal Iran yang dibunuh di Baghdad pada hari Jumat (03/01/2020) sebagai hasil dari operasi senyap militer AS.

Misi diam-diam yang dilakukan oleh militer AS juga disokong oleh senjata "Ninja" yang mampu beroperasi secara senyap.

Menurut laporan dari Washington Examiner, operasi untuk membunuh Soleimani telah diawasi oleh CIA sejak lama.

Angkatan Darat AS dan CIA juga telah mengembangkan senjata khusus berupa rudal "Ninja" untuk menumpas target yang dianggap sebagai musuh mereka.

Jenderal Iran, Qassem Soleimani, terbunuh akibat rudal Hellfire R9X yang diluncurkan dari drone MQ-9 Reaper.

Ilustrasi MQ-9 Reaper. (YouTube/ US Military Generation)

Sebagai referensi, kalangan militer AS bahkan menyebut drone tersebut sebagai "World's Most Feared Drone" atau Drone Paling Ditakuti di Dunia.

Menurut Angkatan Udara AS, Reaper adalah pesawat yang dipersenjatai misil dengan ketinggian menengah, dikendalikan dari jarak jauh, dan digunakan untuk mengintai serta menumpas target "bernilai tinggi", cepat dan sensitif terhadap waktu.

MQ-9 Reaper diproduksi oleh General Atomics dan telah beroperasi sejak tahun 2007.

Dengan banderol harga 16 juta dolar AS atau Rp 222 miliar, drone ini dianggap lebih murah jika dibandingkan biaya dan operasional jet tempur konvensional.

Reaper lebih kecil dari pesawat serang konvensional, dengan lebar sayap 20 meter dan berat hanya 2223 kilogram.

Drone mematikan ini biasanya beroperasi pada ketinggian 25 ribu kaki atau 7.620 meter.

Mirip seperti rudal "Ninja" yang dibawanya, drone MQ-9 Reaper juga bisa beroperasi secara senyap dengan mesin baling-balingnya.

MQ-9 Reaper dilengkapi dengan sensor inframerah dan pencarian target berbasis laser.

Rudal yang dijuluki Flying Ginsu atau Hellfire R-9X. (Lockheed Martin)

Tak hanya drone-nya, rudal yang digunakan untuk membunuh jenderal Iran juga tak main-main canggihnya.

Diberi kode bernama Hellfire R9X, rudal ini mampu melesat dan membawa enam bilah logam mirip pedang yang mampu memecah beton.

Dikutip dari Gizmodo, Hellfire R9X merupakan rudal yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap mandat Presiden Barack Obama (Presiden AS saat itu) untuk mengurangi korban sipil.

Rudal Hellfire R9X yang dijuluki Ninja atau Pedang Terbang karena bisa mengeluarkan pedang secara diam-diam. (Twitter/ Charles_Lister)

Itu merupakan rudal hasil perkembangan dari Lockheed Martin AGM-114 Hellfire II yang mempunyai daya ledak tinggi.

Seringkali warga sipil menjadi korban ketika militer AS menargetkan satu musuh saja.

Oleh ''orang dalam'' tentara Amerika Serikat, R9X dijuluki sebagai ''Flying Ginsu'' atau Pedang Terbang.

Roket ini tidak mengandung hulu ledak sehingga hanya menarget target tertentu dengan pedangnya saja.

Bilah pedang yang akan keluar mampu memotong beton, lembaran logam, dan material lain di sekitar target.

Rudal ini juga pernah membunuh Abu Khayr al-Masri, wakil pemimpin Al-Qaeda di Suriah pada Februari 2017. Anehnya, mobil pemimpin Al-Qaeda itu tidak meledak dan hanya menyisakan robekan di atap mobil.

Melihat kecanggihan drone yang dapat melakukan operasi senyap, tak heran senjata "Ninja" buatan Amerika Serikat ini bisa membunuh jenderal Iran.

BACA SELANJUTNYA

Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir