Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Di masa depan, ilmuwan beserta perusahaan antariksa berambisi membuat pangkalan di Bulan, Mars, hingga menambang di asteroid. Membuat terobosan dalam membantu misi di Bulan, ilmuwan sudah melakukan penelitian yang nantinya akan mengubah debu Bulan menjadi oksigen.
Ilmuwan dari European Space Agency (ESA) mengatakan bahwa mereka telah menemukan cara untuk menghasilkan oksigen dari debu Bulan (regolith).
Kini tim peneliti sudah membuka prototipe pabrik oksigen pada laboratorium Pusat Penelitian dan Teknologi Luar Angkasa Eropa di Belanda.
"Mampu memperoleh oksigen dari sumber daya yang ditemukan di Bulan jelas akan sangat berguna bagi pemukim Bulan di masa depan, baik untuk bernafas maupun dalam produksi bahan bakar roket," kata Beth Lomax, seorang ilmuwan sekaligus ahli kimia dari University of Glasgow.
Baca Juga
Fasilitas di Pusat Penelitian dan Teknologi Luar Angkasa Eropa akan menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Lomax dan rekan-rekannya.
Pada tahun 2019, ilmuwan sudah melakukan penelitian mendalam mengenai debu, batu, hingga berbagai "kotoran" yang ada di Bulan.
Mereka menemukan bahwa sebenarnya oksigen sangat berlimpah di dalam beberapa materi di atas.
Sekitar 40 hingga 45 persen dari berat regolith Bulan merupakan oksigen.
Dikutip dari Futurism, sistem terbaru dari ilmuwan akan mencampur simulasi debu Bulan (mereka belum mencobanya dengan yang asli) dengan garam kalsium klorida cair.
Kemudian para ilmuwan akan memanaskan campuran hingga 950 derajat Celcius dan menjalankan arus melalui itu.
Sistem itu bisa mengekstrasi oksigen dan memigrasikan garam ke anoda, di mana ia dapat dengan mudah dihilangkan.
Ilmuwan mengklaim bahwa mereka dapat mengekstrasi hingga 96 persen oksigen dari debu Bulan.
Sebagai bonus tambahan, bahan yang tersisa dari proses ini adalah logam campuran.
ESA dan NASA sedang bersiap untuk menuju kembali ke Bulan dalam satu dekade mendatang sehingga pengubahan debu Bulan menjadi oksigen sangat diperlukan.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
UAE Siap Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa untuk Menjelajahi Sabuk Asteroid Mars
-
Kadar Oksigen Menurun, Makhluk Laut Dalam Mulai Tercekik
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
One Punch Man: Apakah Saitama Bisa bernafas di Luar Angkasa?
-
Misi Penerbangan Luar Angkasa, Kru Polaris Dawn Gunakan Smartwatch Canggih Ini
-
Menguak Misteri, Begini Kemunculan Oksigen di Bumi Menurut Penelitian Terbaru
-
Bukan Alien, Ini yang Malah Lebih Diwaspadai oleh Badan Pertahanan Antariksa AS
-
Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat Bentuk Pusat Komando di Indo-Pasifik: Bukan Alien, Ternyata Ini Ancamannya
-
Luncurkan Satelit Canggih, China Siap Kuak Rahasia Matahari
-
NASA Sukses Hantam Asteroid Pakai Pesawat Luar Angkasa, Misi Pertahanan Bumi Perdana Lancar