Sabtu, 27 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 24 Januari 2020 | 06:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Helmy Yahya yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama TVRI diketahui telah dipecat oleh Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI. Salah satu alasan pemecatannya adalah pembahasan mengenai "buaya Afrika dan buaya Indonesia".

Dikutip dari Suara.com, Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Arief Hidayat Thamrin menjelaskan bahwa tayangan asing tidak cocok disiarkan pada media pemersatu bangsa seperti institusinya.

Selain Liga Inggris, tayangan asing yang juga disoroti olehnya karena disiarkan di TVRI, yakni Discovery Channel.

Alasannya adalah, TVRI memprioritaskan program-program pendidikan. Arief mengatakan, Dewas TVRI mengkritik kerja sama dengan Discovery Channel.

Sama seperti Liga Inggris, tayangan dari saluran media asing itu tak cocok dengan visi misi TVRI.

"Kita menonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barang kali akan lebih baik," kata Arief Hidayat.

Berbicara mengenai buaya, ternyata spesies buaya di Afrika dan Indonesia mempunyai karakter yang berbeda.

Persebaran berbagai spesies buaya di seluruh dunia. (Wikipedia/ GFDL)

Dikutip dari Active Wild, buaya yang mendominasi benua Afrika ada 3 spesies buaya yaitu Buaya Nil (Crocodylus niloticus), Buaya Afrika Barat (Mecistops cataphractus), dan Buaya Kerdil Afrika (Osteolaemus tetraspis).

Sementara buaya yang mendominasi wilayah Indonesia adalah Buaya Muara (Crocodylus Porosus), Buaya Irian (Crocodylus novaeguneae), Buaya siam (Crocodylus siamensis).

Berikut deskripsi dari 6 spesies buaya di atas:

1. Buaya Nil (Crocodylus niloticus)

Buaya Nil di Afrika. (Wikipedia/ Dewet)

Buaya Nil merupakan spesies buaya yang mendominasi benua Afrika dengan tingkat persebaran lebih dari 50 persen. Dilansir dari Wikipedia yang bersumber pada buku berjudul "Crocodiles: Their Natural History, Folklore, and Conservation", buaya Nil termasuk hewan bertipe "man-eater" yang berarti mereka bisa memakan dan membunuh manusia.

Buaya Nil bertanggung jawab atas 750 serangan kepada manusia di mana lebih dari 300 di antaranya menimbulkan korban jiwa per tahun.

Bersama dengan buaya air asin, buaya Nil dikenal sebagai pemburu manusia jika kita berada di dekatnya. Namun bedanya, serangan buaya muara atau buaya air asin hanya berjumlah 30 per tahun sementara buaya Nil menyerang lebih dari 750 kali.

Rata-rata buaya Nil tumbuh antara 3,5 hingga 5 meter meski terdapat satu hewan yang pernah tercatat tumbuh hingga lebih dari 6,1 meter.


2. Buaya Afrika Barat (Mecistops cataphractus)

Buaya Afrika Barat. (Wikipedia/ Thesupermat)

Buaya Afrika Barat dikenal sebagai "West African slender-snouted crocodile" atau buaya Afrika Barat moncong ramping.

Hewan ini berukuran lebih kecil jika dibandingkan buaya Nil karena hanya mempunyai ukuran rata-rata 2,5 meter.

Namun ada juga yang tercatat tumbuh hingga 4,2 meter.

Oleh IUCN, buaya Afrika Barat masuk dalam kategori Terancam Punah karena jumlahnya yang semakin berkurang.

Hewan ini hanya memakan ikan dan mamalia yang lebih kecil sehingga tidak terlalu berbahaya bagi manusia.

3. Buaya Kerdil Afrika (Osteolaemus tetraspis)

Bayi buaya kerdil Afrika. (Wikipedia/ Francesco Veronesi)

Sama seperti namanya, buaya ini berukuran sangat kecil yaitu sekitar 1,5 meter hingga 2 meter ketika mencapai dewasa.

Hewan ini tersebar di wilayah tropis Sub-Sahara Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Buaya kerdil Afrika umumnya menghindari bagian utama dari sungai besar sehingga mereka memilih mendiami sungai kecil, rawa, kolam dan bakau.

Tenang saja, manusia bukan menjadi santapan utama hewan ini karena mereka hanya mengincar hewan kecil seperti ikan, kepiting, katak, gastropoda, serangga, kadal, burung air, kelelawar, dan tikus.

4. Buaya Muara (Crocodylus Porosus)

Buaya muara. (Wikipedia/ J. Patrick Fischer)

Buaya muara atau buaya air asin dikenal sebagai jenis buaya terbesar di dunia.

Hewan ini ditemukan di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia.

Karena ukurannya yang besar, mobilitas buaya muara lebih lambat jika dibandingkan buaya Nil.

Meski begitu, buaya muara dikenal sebagai man-eater atau pemakan manusia sehingga keberadaannya cukup berbahaya.

Ketika berusia dewasa, buaya ini rata-rata sanggup tumbuh hingga setidaknya 3,3 meter.

Namun terdapat spesies buaya dewasa mencapai 12 meter yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur.

5. Buaya siam (Crocodylus siamensis)

Buaya siam atau buaya kodok. (Wikipedia/ Dr.emmettbrown)

Buaya siam tersebar di Indonesia (Jawa dan Kalimantan Timur), Malaysia (Sabah dan Serawak), Laos, Kamboja, Thailand, dan Vietnam.

Disebut dengan buaya siam karena spesies jenis ini dideskripsi dan dijadikan rujukan istilah yang berasal dari Siam (nama lama Thailand).

Di Jawa, buaya ini disebut buaya kodok. Oleh IUCN Red List, buaya kodok terdaftar sebagai Critically Endangered atau hewan yang Terancam Punah.

Total maksimal panjang buaya kodok adalah 4 meter dengan panjang rata-rata 2 hingga 3 meter,

6. Buaya Irian (Crocodylus novaeguneae)

Buaya Irian. (Wikipedia/ Wilfried Berns)

Sama seperti namanya, buaya Irian merupakan spesies buaya yang menyebar pada perairan air tawar pedalaman Papua.

Bentuk umum hewan ini sama seperti buaya muara, hanya saja mempunyai ukuran lebih kecil.

Panjang tubuh spesies jantan mencapai 3,35 meter sedangkan panjang tubuh betina mencapai 2,65 meter.

Reptil ini umumnya nokturnal sehingga mencari mangsa di malam hari.

Mereka menghuni wilayah pedalaman Papua yang berair tawar, di sungai-sungai, rawa dan danau.

Itulah tadi perbedaan dan penjelasan spesies buaya di Afrika dan Indonesia, bagaimana pendapat kamu?

BACA SELANJUTNYA

Grab Dapatkan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU RI