Jum'at, 29 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Selasa, 28 Januari 2020 | 18:22 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Virus corona yang merebak di Wuhan, China makin mengkhawatirkan banyak pihak. Hingga Selasa (28/1/2020) ini, kasus virus corona Wuhan semakin bertambah.

Tercatat sudah ada 106 kasus meninggal dan lebih dari 4000 kasus virus corona yang tengah ditangani di seluruh dunia.

Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kesalahannya dalam menilai risiko virus bernama 2019-nCoV ini pada Senin (27/1/2020) kemarin.

Badan PBB yang berbasis di Jenewa ini mengatakan dalam sebuah laporan situasi pada Minggu (26/1/2020) malam, bahwa risikonya menjadi "sangat tinggi di China, tinggi di tingkat regional, dan tinggi di tingkat global".

Dalam catatan kaki, WHO menjelaskan telah menyatakan adanya kesalahan dalam laporan sebelumnya pada Kamis, Jumat dan Sabtu bahwa risiko global (saat itu) masih dalam tingkat "sedang".

Namun, dilansir Channel News Asia, koreksi penilaian ini bukan berarti WHO telah menetapkan wabah virus corona Wuhan ini sebagai kondisi darurat kesehatan internasional.

Pada Kamis, WHO jelas berhenti mengumumkan virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional karena deklarasi langka ini hanya diperuntukkan bagi wabah terburuk di dunia yang akan memicu aksi global bersama.

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

"Ini adalah keadaan darurat di China tetapi belum menjadi keadaan darurat kesehatan global. Mungkin belum," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Penilaian risiko WHO artinya bahwa wabah adalah risiko yang sangat tinggi di China, risiko tinggi secara regional dan global. Kategorisasi ini adalah evaluasi risiko global, yang mencakup tingkat keparahan, penyebaran dan kapasitas untuk mengatasinya," tulis WHO.

Sebenarnya, ini bukan pertama kali WHO dikritik saat menangani wabah seperti virus corona ini.

Sebelumnya, pada 2014, WHO pernah mendapat kecaman karena menurunkan tingkat keparahan epidemi Ebola yang merenggut lebih dari 11.300 jiwa di tiga negara Afrika Barat.

Itulah pengakuan WHO yang minta maaf setelah salah menilai risiko virus corona di Wuhan, China. (Suara.com/ Rosiana Chozanah).

BACA SELANJUTNYA

AS akan Batasi Investasi ke Perusahaan Teknologi China