Jum'at, 19 April 2024
Agung Pratnyawan : Senin, 10 Februari 2020 | 08:09 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Ilmuwan Israel telah berhasil menumbuhkan tujuh pohon kurma dari bibit biji berusia 2.000 tahun. Benih ini ditemukan di kawasan Yudea, dekat Yerusalem, Israel.

Hasil analisis , ilmuwan menunjukkan bahwa biji-biji kurma ini berasal dari zaman Yesus Kristus atau oleh orang Arab disebut Nabi Isa.

Biji ini merupakan bagian dari ratusan biji yang ditemukan di gua-gua dan istana kuno yang dibangun oleh Raja Herod Agung pada abad pertama masehi.

Proses ini merupakan penumbuhan tumbuhan yang dihasilkan oleh bibit tertua yang pernah berhasil dilakukan oleh manusia. 

Sebelumnya, satu pohon kurma juga berhasi ditumbuhkan oleh tim ilmuwan Israel yang sama.

Bagaimana caranya para ilmuwan bisa menghidupkan pohon kurma dari bibit biji yang telah berusia ribuan tahun?

Direndam dalam air

Ilustrasi pohon kurma. (Pixabay/Simon Steinberger)

Dr Salah Sallon dari Louis L Borick Natural Medicine Research Center di Yerusalem mengatakan biji kurma kuno ini dipersiapkan dengan merendamnya di dalam air.

Kemudian hormon ditambahkan untuk memudahkan tumbuhnya kecambah dan akar pada biji itu, sebelum ditanam di tanah dan ditempatkan di satu karantina.

Tim ilmuwan Israel ini menggunakan sistem penginderaan radio karbon untuk mengungkapkan usia tujuh biji kurma yang mereka tanam, dan menyimpulkan usia mereka sekitar 2.000 tahun.

Analisis genetik memperlihatkan beberapa dari biji ini dihasilkan dari pohon kurma perempuan yang dibuahi oleh kurma jantan yang berasal dari berbagai daerah berbeda.

Situs arkeologi Masada, salah satu tempat ditemukannya biji kurma kuno yang kemudian ditumbuhkan para ilmuwan menjadi pohon.

Temuan ini mengindikasikan bahwa penduduk Yudea yang hidup pada masa itu menumbuhkan tanaman mereka dengan menggunakan teknik penyilangan tanaman yang cukup canggih.

Manis dan segar

Ilustrasi kurma (Pixabay/Enotovyj)

Beberapa catatan sejarah mengenai kurma yang tumbuh di kawasan ini digambarkan sebagai besar, manis dan memiliki kemampuan penyembuhan atau pengobatan.

Catatan penulis Romawi Plinius Secundus menyebutkan bahwa kurma di kawasan ini punya "Karakter istimewa dengan jus yang manis dan rasa seperti madu".

Berbeda dengan kurma dari Mesir, kurma kawasan ini bisa disimpan dalam waktu lama, sehingga bisa diekspor ke seluruh kawasan kekuasaan kekaisaran Romawi.

Sallon dan timnya melaporkan dalam jurnal ScienceAdvances bahwa mereka menanam 32 biji kurma yang diambil dari beragam situs arkeologis yang ada di Gurun Yudea.

Termasuk biji yang berasal dari Masada dan gua di Qumran yang dikenal sebagai tempat ditemukannya Gulungan Laut Mati, yang juga digunakan oleh pengungsi di masa kuno.

"Saya menghabiskan waktu berjam-jam di departemen arkeologi memilih biji-biji yang terbaik," kata Sallon seperti dikutip koran Inggris, The Guardian.

"Banyak dari biji-biji ini berlubang dan dimakan oleh serangga, atau hancur berantakan. Namun beberapa masih sangat bagus dan saya pilih yang terbaik untuk ditumbuhkan," ungkap Sallon seperti diberitakan BBC Indonesia.

Sallon dan rekan-rekannya menyatakan bahwa biji dari kawasan Yudea kuno ini lebih besar daripada kurma modern, yang menandakan bahwa buahnya juga lebih besar.

Kini mereka berharap bisa menumbuhkan buah kurna dengan melakukan penyerbukan kurma betina dengan kurma jantan.

Pohok kurma Yudea mulai mati saat terjadi perang di wilayah itu dengan Romawi pada abad perdama dan kedua masehi.

Menurut Sallon, cuaca Gurun Yudea yang panas mungkin mendukung awetnya biji kurma itu dalam rentang waktu ribuan tahun.

Itulah upaya ilmuwan Israel yang telah sukses menghidupkan pohon kurma dari bibit biji berusia ribuan tahun. (Suara.com/ Reza Gunadha).

BACA SELANJUTNYA

Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia