Selasa, 23 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Selasa, 11 Februari 2020 | 08:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Satelit teleskop antariksa yang dibangun oleh badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Eropa (ESA), Solar Orbiter sukses meluncur dari Florida Amerika Serikat. Satelit yang digunakan untuk memotret dua kurub Matahari ini meluncur pada Minggu malam waktu setempat atau Senin (10/2/2020) waktu Indonesia. 

"Kita dalam perjalanan menuju Matahari. Ayo Solar Orbiter!" kata Cesar Garcia Marirrodriga, manaer proyek ESA seperti dilansir dari kantor berita Associated Press.

Teleskop yang pembangunannya menelan biaya 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 20,5 triliun itu akan bahu-membahu bersama Parker Solar Probe - yang diluncurkan 18 bulan lalu - untuk meneliti Matahari.

Berbeda dari Parker yang kini sudah memasuki atmosfer Matahari, Solar Orbiter akan ditempatkan pada orbit unik yang memungkinkannya memotret kutub utara dan selatan Matahari. Belum pernah sebelumnya manusia melihat kutub-kutub Matahari.

Solar Orbiter, yang memiliki bobot 1.800 kilogram, membawa 10 instrumen penelitian yang akan digunakan meneliti Matahari. Teleskop itu akan mulai berfungsi penuh pada 2021 dan mulai mendekati Matahari pada 2022.

sumber: NASA

Pada titik terdekatnya, Solar Orbiter akan berjarak sekitar 42 juta kilometer dari Matahari - masih di dalam orbit Planet Merkurius.

Adapun Parker, sudah berjarak 18,6 juta km dari Matahari - satu-satunya objek buatan manusia yang pernah sedekat itu dengan bintang induk tata surya kita itu. Harapannya, pada 2025, Parker hanya tinggal berjarak 6 juta km dari Matahari.

Meski berada sangat dekat dengan Matahari, Parker tidak akan sanggup memotret kutub Matahari. Di sinilah kelebihan dari Solar Orbiter.(Suara.com/Liberty Jemadu)

BACA SELANJUTNYA

Apa Itu Gerhana Matahari Hibrida, Cek Penjelasan Lengkapnya