Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 27 Februari 2020 | 19:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Hari Kehancuran Bumi atau bisa dibilang sebagai kiamat ternyata dipercayai oleh sebagian ilmuwan. Mengantisipasi kemungkinan terburuk di hari tersebut, ilmuwan berupaya memasukkan ribuan benih DNA tanaman baru yang disimpan di dalam brankas khusus.

Global Seed Vault atau Doomsday Vault merupakan upaya terakhir yang dilakukan ilmuwan ketika Bumi sudah dalam tingkat kehancuran parah.

Dibangun di sebuah deretan bukit penuh salju di Norwegia, Global Seed Vault berfungsi untuk mendinginkan benih hingga suhu -18 derajat Celcius.

Batu dan lapisan permafrost yang mengelilingi benih diharapkan membuat benih tetap awet meski Bumi mengalami kehancuran parah.

Global Seed Vault telah mengumpulkan sekitar 1 juta benih yang mewakili lebih dari 5.000 spesies tumbuhan sejak dibuka pada tahun 2008.

Doomsday Vault. (Wikipedia/NordGen Dag Terje Filip Endresen)

Posisinya yang berada pada bukit terpencil di Norwegia diharapkan tetap bertahan ketika hari kiamat tiba.

Dikutip dari The Verge, kali ini, ilmuwan menerima lebih dari 60 ribu sampel benih yang dikirimkan oleh suku Cherokee, salah satu suku tertua di Amerika Serikat.

Ilmuwan juga menyebutkan bahwa benih tanaman dari berbagai negara akan dimasukkan ke dalam Global Seed Vault.

Departemen pertanian dari Thailand, Amerika Serikat, dan Irlandia serta universitas dan pusat penelitian dari Kosta Rika, Ethiopia, dan Lebanon dikabarkan juga akan berkontribusi menyumbang benih.

Global Seed Vault atau yang dikenal luas sebagai Doomsday Vault dibangun untuk melindungi DNA dari tanaman dunia.

Doomsday Vault. (Wikipedia/Frode Ramone from Oslo,Norway)

Hal tersebut diupayakan ilmuwan untuk memastikan bahwa keanekaragaman spesies selalu ada dan manusia memiliki cukup makanan ketika kehancuran benar-benar melanda Bumi.

Isu pemanasan global yang sangat dipercayai ilmuwan membuat mereka tergerak dalam membangun Global Seed Vault.

Pemanasan global pula yang menjadi alasan utama mereka mempercayai bahwa Bumi akan mengalami kehancuran atau setidaknya mengalami "masa kelaparan".

Brankas yang berperan sebagai bank benih ini juga dapat membantu ilmuwan menghasilkan tanaman yang lebih tahan lama di masa depan.

"Tanaman di masa depan harus lebih toleran terhadap kekeringan, suhu tinggi, dan tanah yang lebih asin (sebagai akibat kenaikan permukaan laut)," kata salah seorang ilmuwan sekaligus kepala organisasi Crop Trust, Hannes Dempewolf.

Gudang pertahanan terakhir manusia untuk menyimpan benih di "Hari Kehancuran" atau kiamat diharapkan dapat mempertahankan keanekaragaman spesies tumbuhan ketika Bumi benar-benar berada di ujung tanduk.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Australia Hasilkan Listrik dari Udara, Ini Resep Rahasianya