Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Kamis, 05 Maret 2020 | 16:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Perburuan badak Afrika yang dilabeli sebagai "rekreasi" membuat jumlah hewan tersebut menyusut signifikan setiap tahunnya. Aktivis dan ahli konservasi mengingatkan Trophy Hunting atau Perburuan Trofi bisa membuat spesies badak hilang sepenuhnya di Afrika bagian selatan.

Sebagai referensi, Trophy Hunting atau Perburuan Trofi merupakan ajang olahraga berburu hewan liar untuk rekreasi manusia. Hewan yang berhasil diburu atau sebenarnya "dibantai" akan menjadi Trofi yang melambangkan keberhasilan.

Trophy Hunting dan perburuan liar yang didorong oleh permintaan cula badak yang tak terpuaskan di Asia dapat membuat spesies badak di Afrika menyusut signifikan.

Oleh beberapa negara Asia terutama di China, cula badak sangat didambakan karena berfungsi sebagai bahan obat tradisional dan afrodisiak (pembangkit gairah seksual).

Gambar yang beredar menampakkan badak ketika dibantai pada acara Trophy Hunting. Sangat mengenaskan, badak itu mati berlumuran darah dengan keadaan culanya sudah diambil.

Spesies badak hitam dari Afrika. (Wikipedia/ Staycoolandbegood)

Trophy Hunting sudah diizinkan dan dimulai kembali di Botswana, salah satu negara di Afrika bagian selatan.

Hampir 10 persen populasi badak Afrika telah dibantai sejak April 2019.

Padahal menurut IUCN Red List, badak hitam (salah satu spesies dari badak di Afrika), badak Jawa, dan badak Sumatra masuk dalam kategori Terancam Punah.

Dilansir dari Mirror, ahli konservasi memperingatkan bahwa jika tidak ada tindakan dan perburuan semakin masif, spesies badak bisa hilang sepenuhnya di Afrika bagian selatan pada tahun 2021.

Badak yang dibantai untuk diambil culanya dalam Trophy Hunting membuat spesies badak di Afrika menuju kepunahan. (Twitter/ W4W_Int)

Eduardo Gonclaves, aktivis dari pergerakan Campaign to Ban Trophy Hunting, menjelaskan bahwa memulai kembali Trophy Hunting memberikan lampu hijau bagi para pemburu.

"Hewan yang tidak bersalah dibunuh untuk keserakahan, kesombongan atau keduanya. Ini brutal, tidak masuk akal, dan mendorong sebagian besar hewan liar kita ke jurang kepunahan. Sekarang pemerintah baru telah melucuti patroli anti-perburuan liar dan memberi tahu serta mempersilahkan para pemburu trofi beraksi kembali. Mereka juga menembak gajah yang terancam punah, ini benar-benar bencana," kata Eduardo Gonclaves.

Semakin masifnya perburuan liar dan acara Trophy Hunting, hewan-hewan seperti badak hitam dan gajah Botswana menjadi semakin terancam punah.

BACA SELANJUTNYA

Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?