Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Roscosmos Space Corporation Rusia dan Badan Antariksa Eropa (ESA) harus menunda perilisan misi ExoMars hingga 2022 mendatang gegara virus corona. Pernyataan ini diungkap Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin menjelaskan alasan di balik penundaan misi ini, seperti yang dikutip dalam laporan IFL Science.
âKami telah membuat keputusan yang berat untuk menunda peluncuran misi hingga 2022. Penyebab utamanya adalah kebutuhan untuk memaksimalkan kekokohan semua sistem ExoMars serta keadaan force majeure terkait dengan situasi epidemiologis di Eropa yang membuat para ahli kami tidak mungkin melanjutkan perjalanan ke industri mitra," ucap Dmitry Rogozin.
Penjelajah ExoMars yang disebut Rosalind Franklin dijadwalkan akan diluncurkan pada Juli tahun ini dan mendarat di Mars pada pertengahan Maret 2021. Namun, jadwal peluncuran baru akan dilakukan antara Agustus dan Oktober 2022.
Pada titik ini, semua perangkat keras penerbangan yang diperlukan untuk peluncuran telah diintegrasikan ke dalam pesawat ruang angkasa dan sembilan instrumen pada penjelajah itu sendiri baru saja lulus uji termal dan vakum akhir.
Baca Juga
-
Mengaku sebagai Jinchuriki Kyubi, Cowok Ini Banjir Komentar Kocak
-
Ingin Fokus dengan Yayasan, Bill Gates Mundur dari Dewan Microsoft
-
Cewek Ini Menyanyi Lagu Jawa dengan Merdu, Netizen: Jadi Ingat Kampung
-
Viral! Isian Seblak Mirip Udang Jumbo Ini Bikin Netizen Salfok
-
Cukup Luas, Makam Korban Virus Corona di Iran Terlihat dari Luar Angkasa
Rosalind Franklin dilengkapi dengan bor untuk menggali ke dalam tanah dan diharapkan akan menyaring sampel tanah untuk mencari tanda-tanda kehidupan serta lebih memahami sejarah air di Mars.
"Kami ingin membuat diri kami 100 persen yakin akan misi yang sukses. Kami tidak akan membiarkan adanya margin of error. Lebih banyak kegiatan verifikasi akan memastikan perjalanan yang aman dan hasil penelitian ilmiah terbaik di Mars," kata Direktur Jenderal ESA Jan Wörner, ketika mengomentari penundaan tersebut.
Dampak pandemi virus Corona COVID-19 juga telah dirasakan oleh NASA, setelah salah satu karyawannya di Ames Research Center, California, dinyatakan positif terkena virus Corona pada 8 Maret.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Badan Antariksa Eropa Siap Ambil Sikap Soal Keterlibatan Rusia dalam Misi Mars dan ISS
-
Bisa Bikin Bentuk Virus Corona, Keahlian Pedagang Keliling Ini Bikin Takjub
-
Observatorium Gaia Tampilkan Galaksi Bimasakti 400.000 tahun Mendatang
-
Sharp Kenalkan Teknologi Plasmacluster, Diklaim Bisa Bantu Bunuh Virus
-
Pria Ini Nekat Panjat Rumah Sakit Demi Bertemu Ibunya yang Positif Corona
-
Laboratorium Vaksin Virus Corona Diduga Jadi Terget Peretas Rusia, Waduh!
-
CEK FAKTA: Benarkah Abu Vulkanik Merapi Mampu Membunuh Virus Corona?
-
Misterius, Astronom Deteksi Cahaya Hijau di Atmosfer Planet Mars
-
CEK FAKTA: Benarkah Film Captain America Telah Prediksi Virus Corona?
-
Belajar dari Rumah, Foto Gedung Sekolah Tanpa Kegiatan Ini Malah Seram