Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan : Kamis, 19 Maret 2020 | 15:41 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Setelah Amerika Serikat (AS) memulai uji klinis vaksin virus corona baru atau SARS-CoV-2, China juga akan melakukan hal yang sama.

AS sendiri telah memulai uji klinis vaksin virus corona baru pada Senin (16/3/2020) kemarin.

Para peneliti di China’s Academy of Military Medical Sciences akan memulai tes keamanan terhadap manusia mulai minggu ini.

Lembaga tersebut, yang berafiliasi dengan Chinese People’s Liberation Army (PLA), telah menerima persetujuan untuk melakukan uji klinis tahap awal.

Dilaporkan The Health Site pada Rabu (18/3/2020), basis data pendaftaran uji klinis China menunjukkan uji Fase 1 ini akan dilakukan terhadap 108 orang sehat.

Tujuan dari uji coba awal ini adalah untuk memeriksa keamanan suntikan eksperimental pada manusia.

Uji coba akan dilakukan secara bersama-sama oleh China’s Academy of Military Medical Sciences dan perusahaan bioteknologi CanSino Biologics yang berbasis di Hong Kong.

Dimulai minggu ini dan berlanjut hingga 31 Desember 2020 mendatang.

Uji Coba Klinis Vaksin Virus Corona Baru Oleh AS

Ilustrasi vaksin. (Shutterstock)

Sebelumnya, AS telah melakukan uji klinis tahap pertama di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle.

Vaksin yang disebut dengan mRNA-1273 ini dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Moderna dan National Institutes of Health (NIH).

Ini adalah vaksin pertama yang mencapai uji klinis, sementara banyak perusahaan lain yang juga menggunakan pendekatan berbeda untuk memproduksi vaksin virus corona Covid-19.

Orang pertama yang mendapat suntikan vaksin ini adalah seorang perempuan berusia 43 tahun bernama Jennifer Haller dari Seattle. (Suara.com/ Rosiana Chozanah).

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BACA SELANJUTNYA

Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh