Selasa, 16 April 2024
Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia : Jum'at, 27 Maret 2020 | 20:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Seluruh dunia saat ini dibuat ketakutan dengan virus corona yang begitu mengancam. Terasing di benua bebas virus corona, seorang ilmuwan belum lama ini membagikan kisah uniknya.

Menyerang seluruh penduduk benua di dunia, sepertinya virus corona belum dapat menyentuh keberadaan Stijn Thoolen yang kini berada di benua Antartika untuk melakukan penelitian.

Tinggal di benua super dingin bersama para ilmuwan lainnya, ilmuwan berusia 29 tahun dari European Space Agency ini merasa seperti berada di dunia lain.

Melansir dari ABC News, Stijn Thoolen yang berasal dari European Space Agency dan kini berada di Concordia Station di Antartika ini telah menetap di benua tersebut sejak November 2019 lalu.

Ilmuwan muda ini menjelaskan bahwa hidupnya benar seperti di dunia lain tanpa cahaya lampu dan ditemani udara yang sangat dingin. Melihat wabah virus corona yang mengancam seluruh penduduk dunia, dirinya serasa dibuat semakin berada di dunia lain.

Ilustrasi Antartika. (Pixabay/michelle2214)

Diketahui Stijn Thoolen bersama 11 ilmuwan lainnya terus berada di Antartika demi melakukan eksperimen perbandingan biomedis Antartika dan Antariksa.

Masing-masing dari ilmuwan ini berasal dari Italia dan Prancis serta beberapa negara lainnya di dunia. Walaupun berada di tempat yang bebas virus corona, para ilmuwan ini mengaku resah dan cemas dengan keluarganya yang terpapar virus tersebut.

Terpisah jauh dari keluarga dan teman di tengah wabah virus corona, Stijn Thoolen mengaku tetap menjalin komunikasi dan membaca perkembangan berita mengenai virus corona yang mewabah.

Ilustrasi Antartika. (Pixabay/MemoryCatcher)

Namun, koneksi internet yang tidak terlalu cepat membuat dirinya dan 11 ilmuwan lainnya perlu super sabar menantikan kesempatan untuk sekedar berkomunikasi atau membaca berita.

Lebih lanjut, Stijn Thoolen mengaku dibuat terharu melihat nyanyian para warga dunia saling menyemangati di tengah wabah virus corona ini.

Masih belum diketahui kapan akan kembali ke kampung halamannya masing-masing, Stijn Thoolen bersama 11 ilmuwan lainnya masih akan berada di benua Antartika yang disebut-sebut bebas virus corona ini.

BACA SELANJUTNYA

Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia