Selasa, 23 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Senin, 30 Maret 2020 | 17:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sejumlah taman nasional di Afrika harus ditutup sementara sebagai imbas merebaknya virus corona Covid-19. Itu dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi gorila dan primata dari wabah virus corona.

Sebagai referensi, salah satu taman nasional di Afrika adalah tempat bagi spesies langka gorila yaitu gorila gunung (Gorilla beringei beringei).

Menurut situs resmi IUCN Redlist, gorila gunung yang berada di Afrika sudah masuk dalam kategori Kritis mengingat keberadaannya yang terus berkurang.

Taman Nasional Virunga di Republik Demokratik Kongo adalah rumah bagi beberapa gorila gunung terakhir di dunia.

Dalam keterangan di situs resmi Taman Nasional Virunga, mereka menutup taman nasional untuk sementara pada periode 23 Maret hingga 1 Juni 2020.

Situs resmi Taman Nasional Virunga mengumumkan penutupan sementara di tengah wabah corona. (Virunga.org)

Mereka akan memberi kabar mengenai pembukaan atau perpanjangan masa penutupan sementara setelah tanggal 1 Juni 2020.

Hal tersebut mereka lakukan untuk mengikut saran para ilmuwan yang mengatakan bahwa "primata, termasuk gorila gunung, kemungkinan rentan terhadap komplikasi yang timbul dari virus Covid-19".

Taman Nasional Gabon yang memiliki tempat sangat luas bagi ribuan gorila dataran rendah juga mengambil tindakan serupa.

Mereka mengambil tindakan penutupan sementara dengan menambahkan keterangan bahwa "virus pernapasan yang mempengaruhi manusia mudah ditularkan ke kera besar".

Menurut laporan dari Associated Press, Rwanda juga menutup pariwisata di tiga taman nasional yang merupakan rumah bagi gorila dan simpanse.

Ilustrasi gorila gunung yang menggendong anaknya. (Instagram/ virunganationalpark)

Dilansir dari IFLScience, belum ada kasus mengenai gorila liar yang tertular virus corona Covid-19.

Namun ilmuwan sudah menemukan bahwa gorila dan anggota lain dari keluarga kera besar dapat tertular penyakit pernapasan dari manusia.

Sebuah studi tahun 2008 menemukan "bukti pertama penularan virus dari manusia ke kera liar".

Dalam hal ini, infeksi itu bukan disebabkan oleh virus corona, tetapi dua paramyxovirus manusia yang umum.

Selain itu, para ilmuwan telah secara aktif menginfeksi monyet dengan novel coronavirus (SARS-CoV2) dalam upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang virus dan infeksinya.

Para peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, menginfeksi kera rhesus dengan SAR-CoV-2 dan menemukan mereka mengembangkan “penyakit pernapasan ringan”.

Gorila gunung di Virunga National Park. (Instagram/ virunganationalpark)

Meskipun mereka tidak mengalami demam atau gejala serius, paru-paru mereka menunjukkan tanda-tanda pneumonia, sebanding dengan beberapa infeksi COVID-19 pada manusia.

Berdasarkan bukti ilmiah terbatas di atas, penutupan sementara taman nasional digunakan sebagai langkah pencegahan dalam melindungi spesieslangka dan terancam punah.

Gorila gunung diperkirakan hanya tersisa kurang dari 1.000 ekor di seluruh dunia.

Mereka hanya dapat ditemukan di pengunungan sekitar Uganda, Republik Demokratik Kongo dan Rwanda.

Karena jumlahnya yang tinggal sedikit, pihak pengelola tidak mau mengambil risiko untuk tetap membuka taman nasional karena ditakutkan gorila bisa terkena dampak virus corona Covid-19.

BACA SELANJUTNYA

Sharp Kenalkan Teknologi Plasmacluster, Diklaim Bisa Bantu Bunuh Virus