Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Jurnal Nature belum lama ini mengungkap fakta mengejutkan mengenai lubang ozon Bumi yang diam-diam mulai tertutup. Fakta ini lalu membuat banyak orang bertanya-tanya apakah kabar tersebut baik atau malah buruk untuk keberlangsungan kehidupan manusia.
Seperti yang diketahui, lubang ozon Bumi merupakan pelindungan di bagian statosfer Bumi. Lapisan ini berfungsi untuk menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet yang dipancarkan dari matahari.
Karena hal ini, terututupnya lubang ozon Bumi ini tentu adalah kabar baik. Hal ini menandakan bahwa Bumi sedang memperbaiki diri.
Mengutip Science Alert, tertutupnya lubang ozon Bumi ini tanda bahwa rusaknya atmosfer Bumi karena pemanasan global perlahan-lahan membaik. Fakta bahwa lubang ozon Bumi sempat rusak tentu yang membahayakan kehidupan manusia di Bumi.
Baca Juga
Lapisan ozon dapat rusak karena penggunaan zat chlorofluorocarbon atau CFC di masa lalu. Sempat begitu berbahaya, di tahun 1987 perjanjian internasional Protokol Montreal dikeluarkan untuk melarang penggunaan zat CFC.
Baru di tahun 2000, keadaan lubang ozon Bumi mulai membaik karena berkurangnya penggunaan zat CFC. Protokol Montreal benar membantu memulihkan keadaan lubang ozon Bumi saat itu.
Bekerja sama dengan jet stream C02, akhirnya ozon secara perlahan mulai pulih saat terjadinya tarik menarik ke utara dan selatan. Proses tarik menarik yang seimbang membuat lubang ozon Bumi dalam masa pemulihan.
Pulihnya lubang ozon Bumi akan berpengaruh pada iklim global serta memperbaiki kerusakan yang seiring berjalannya waktu terus dilakukan manusia pada Bumi.
Hal ini terasa betul dengan terjadinya perubahan iklim di belahan Bumi selatan khususnya mengenai pola sirkulasi udara. Aliran jet stream arus angin perlahan bergeser ke Kutub Selatan dalam beberapa waktu belakangan ini.
Mengenai pulihnya lubang ozon Bumi ini memang masih dalam masa penelitian para ilmuwan. Kabar ini jelas saja merupakan hal baik yang diharapkan dapat berlangsung lama.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
5 Tempat Terpanas di Bumi, Ada yang Tembus 70 derajat Celcius
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya