Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Pada akhir April dan awal Mei 2020 nanti para astronom mengatakan akan adanya fenomena langit menarik yang bisa diamati, yaitu komet C/2019 Y4 atau dikenal sebagai komet ATLAS.
ATLAS sendiri adalah akronim Asteroid Terrestrial-Impact Last Alert System. Sebuah penelitian berbasis di Hawaii yang difokuskan untuk mendeteksi benda-benda kecil di dekat Bumi, beberapa minggu sebelum benda langit itu berdampak pada Bumi.
Sebelumnya, komet ini telah dilaporkan meredup pada 6 April 2020. Para pengamat melaporkan magnitudo komet ATLAS terus meningkat menjadi +8,8 hingga +9,2, di mana semakin besar angka magnitudo maka semakin redup objek langit itu.
Laporan terbaru dari laman Space.com, komet ATLAS telah pecah menjadi potongan-potongan kecil. Menurut astrofisikawan Gianluca Masi, pendiri dan direktur Virtual Telescope Project di Italia, bagian inti atau nukleus komet ATLAS telah hancur dan terbagi dalam empat fragmen besar.
Baca Juga
-
Gratiskan Uang Sewa Selama 4 Bulan, Pemilik Kontrakan Ini Banjir Pujian
-
Silaturahmi Tiap Hari, Indosat Hadirkan Paket Kuota Harian Lebih Terjangkau
-
Masak Boba, Netizen Ini Kaget Wujudnya Berubah Seperti Ini
-
Meredup, Apakah Komet Atlas Masih Terlihat dari Bumi?
-
Sebelum Terlihat Lagi, Komet Atlas Mungkin Sudah Hancur Duluan
Dalam gambar yang diunggah Virtual Telescope Project melalui Space.com terlihat kepingan komet yang hancur. Meski begitu, kehancuran komet bukanlah hal langka. Pecahnya disebabkan tak lain karena komposisi objek itu sendiri.
Komet merupakan objek es sehingga ketika terkena sinar Matahari, akan cepat menguap. Penguapan itu akan membuat rotasinya menjadi lebih cepat dan menjadi penyebab bisa pecah.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Apakah Pluto Termasuk Planet atau Tidak? Jadi Perdebatan Astronom dan Ilmuwan
-
Ilmuwan Ungkap Adanya Migrasi Bintang di Galaksi Andromeda, Ini Sebabnya
-
Komet Langka Besok Melintasi Langit Indonesia, Terlihat 50.000 Tahun Sekali
-
5 Fenomena Langit Januari 2023, Bisa Disaksikan dari Indonesia
-
Gerhana Matahari Hibrida 2023 Bisa Disaksikan dari Indonesia
-
5 Fenomena Langit Sepanjang Desember 2022, Hujan Meteor hingga Konjungsi
-
Posting Video Meteor, Astronom Ini Malah Diblokir Twitter: Dituduh Mengunggah Konten Porno
-
Daftar Kota di Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total Hari Ini
-
5 Mitos Gerhana Bulan Total yang Beredar, Banyak Larangannya
-
Jam Berapa Gerhana Bulan Total 8 November 2022 Terjadi di Indonesia?