Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Awal Mei 2020 ini, Bumi akan diberi pemandangan menarik dengan munculnya hujan meteor Eta Aquarids. Menjadi pemandangan langka, kapan puncak hujan meteor Eta Aquarids terjadi?
Lapan menyebutkan bahwa hujan meteor Eta Aquarids telah diamati sejak zaman kuno dan menjadi salah satu hujan meteor di atas rata-rata dalam sejarah astronomi.
Saat hujan meteor Eta Aquarids mencapai puncaknya, akan ada sekitar 60 meteor per jam yang menghujani langit di belahan Bumi bagian selatan.
Sedangkan untuk langit belahan Bumi bagian utara, hujan meteor Eta Aquarids menghasilkan sekitar 30 meteor per jam.
Baca Juga
Hujan meteor Eta Aquarids biasanya terjadi setiap tahun dari 19 April hingga 28 Mei. Namun, puncak hujan meteor Eta Aquarids sendiri akan terjadi pada 6 Mei 2020 hingga 7 Mei 2020 dengan intensitas maksimum mencapai 60 meteor per jam.
Mengenal sedikit mengenai hujan meteor Eta Aquarids, meteor ini berada dalam orbit retrograde yang mengelilingi matahari. Jejak meteor ini lalu berada di dekat Bumi dan bergerak sekitar 66 kilometer per detik.
Diketahui, hujan meteor Eta Aquarids adalah salah satu dari beberapa hujan meteor besar dengan pancaran yang jelas terlihat dari belahan Bumi bagian selatan.
Fenomena hujan meteor Eta Aquarids pada dasarnya dapat disaksikan oleh siapa saja asalkan kondisi cuaca sedang cerah dan tidak terganggu oleh polusi cahaya.
Karena cukup terang, biasanya apapun kondisi langit saat akan menyaksikan hujan meteor Eta Aquarids, tetap akan terlihat dari Bumi, walaupun tentu saja tidak sejelas saat cuaca cerah.
Cukup unik, menurut kalender astronomi yang diunggah Lapan, hujan meteor Eta Aquarids yang terjadi pada 7 Mei 2020 akan berbarengan dengan munculnya bulan purnama.
Hal ini yang membuat kemungkinan hujan meteor Eta Aquarids akan terhalang dengan kemunculan bulan purnama di malam tersebut. Sebagai hiburan di tengah masa pandemi corona, jangan lupa menyaksikan hujan meteor Eta Aquarids ya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Info Gempa Bumi Terkini, Malam Ini, Magnitudo 6,1, Lokasi Barat Daya Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Jarak Bumi ke Mars Jutaan Kilometer, Berapa Waktu Perjalanannya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
5 Tempat Terpanas di Bumi, Ada yang Tembus 70 derajat Celcius
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya