Jum'at, 29 Maret 2024
Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta : Jum'at, 22 Mei 2020 | 08:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Membentuk sebuah koloni baru di Mars merupakan cita-cita ilmuwan sejak lama. Jika ingin umat manusia bertahan lebih dalam dan bahkan memiliki keturunan di sana, ilmuwan menyarankan agar DNA manusia diubah.

NASA berharap bahwa astronot dapat mendarat di Mars pada tahun 2030-an.

Sementara perusahaan antariksa swasta milik Elon Musk, SpaceX, ingin membuat koloni manusia di Mars pada tahun 2050.

Pada sebuah seminar online yang diadakan pekan lalu, salah seorang ilmuwan terkemuka berpendapat bahwa para calon pemukim perlu "diedit gennya" agar bisa hidup lebih lama.

"Pengeditan DNA mungkin perlu dilakukan jika orang ingin hidup, bekerja, berkembang dan membangun keluarga mereka di Mars," kata Kennda Lynch seorang astrobiologi di Lunar and Planetary Institute, Houston pada webinar yang diadakan oleh New York Academy of Science.

Sebuah ilustrasi visual dari beruang air atau tardigrada. (Shutterstock)

Sebagai referensi, di luar angkasa sangat berbahaya bagi manusia karena gaya berat mikro dapat memperburuk tulang manusia serta radiasi kosmos yang bahkan bisa menyebabkan kanker.

Dikutip dari Space, peningkatan dan rekayasa genetik tidak terbatas pada novel fiksi ilmiah saja.

Sebagai contoh, para ilmuwan telah memasukkan gen dari tardigrada, sejenis makhluk kecil, yang ukurannya lebih kecil dari sebutir garam.

Tardigrada merupakan hewan mikroskopis dengan julukan "beruang air" di mana mereka terkenal tangguh dalam ruang hampa udara.

Sel tardigrada telah berhasil dimasukkan ke dalam sel manusia dan diamati di laboratorium.

"Sel-sel rekayasa genetika menunjukkan resistensi yang lebih besar terhadap radiasi daripada sel-sel normal mereka," kata Christopher Mason, ahli genetika dari Cornell University.

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Dikutip dari The Sun, pengeditan DNA pada astronot dapat membantu mereka menanggung rentetan radiasi kosmik dan lingkungan ekstrem pada permukaan planet Mars.

Satu-satunya cara lain untuk bertahan hidup dari hal-hal ekstrem tersebut adalah "terraforming", sebuah proses di mana para ilmuwan mengubah secara permanen iklim sebuah planet.

Kemajuan terbaru dalam biologi sintetis menandai masa depan di mana "mikroba perancang" membantu penjajah membangun pijakan di Planet Merah.

Beberapa peneliti dan pendukung eksplorasi bahkan menyarankan penggunaan mikroba perancang untuk mengubah bentuk Mars, mengubahnya menjadi dunia yang jauh lebih nyaman bagi manusia.

Ilustrasi desain markas manusia di Mars. (Twitter/ ElonMusk)

Ahli genetika Universitas Harvard, Profesor George Church menjelaskan bahwa lebih dari 40 gen lain yang dapat bermanfaat bagi astronot telah dilacak dan diteliti oleh ilmuwan.

Salah satu gen yang ditemukan di Tibet, bahkan memungkinkan mereka berfungsi di puncak gunung, di mana kondisinya sangat sedikit oksigen.

Meski terlihat sangat prospek di masa depan, pengubahan dan rekayasa genetika pada DNA manusia untuk membuat kita menjadi "manusia super" dan mewujudkan koloni di Mars masih menjadi perdebatan di antara ilmuwan.

BACA SELANJUTNYA

Ada Gempa, Ilmuwan Temukan Aktivitas Vulkanik di Mars