Kamis, 25 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Selasa, 26 Mei 2020 | 21:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sebuah galaksi langka yang dikenal dengan galaksi cincin ini berhasil ditemukan seorang astronom. Galaksi berbentuk cincin ini diperoleh karena tidak berasal dari proses internal, tetapi diakibatkan tabrakan dari galaksi lain yang melucuti intinya.

Disebut R5519, galaksi ini merupakan galaksi cincin tumbukan pertama yang ditemukan lebih dari beberapa ratus tahun cahaya jauhnya dan menjadikan satu-satunya objek yang dikenal pada awal semesta.

"Ini adalah objek yang sangat aneh yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ucap Tiantian Yuan, astronom dari ARC Centre of Excellence for All Sky Astrophysics in 3 Dimensions (ASTRO 3D) di Australia, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (26/5/2020).

Tepi luar cincin R5519 cukup besar, sekitar 42.400 tahun cahaya sementara lubang di bagian tengahnya sekitar 17.612 tahun cahaya.

R5519 juga menunjukkan tingkat tinggi pembentukan bintang di cincinnya, sekitar 80 bintang dengan massa Matahari lahir setiap tahun. Hal ini menunjukkan adanya gangguan gravitasi.

Di alam semesta lokal, galaksi cincin sejenis ini sangat langka, bahkan 1.000 kali lebih jarang ditemukan daripada galaksi cincin yang terbentuk oleh proses yang kurang keras. Penemuan R5519 menunjukkan bahwa galaksi cincin tumbukan jarang terjadi di awal semesta.

Galaksi Cincin. [Scienceinpublic]

Penemuan galaksi ini juga menawarkan kesempatan bagi para astronom untuk mempelajari pembentukan galaksi-galaksi cakram seperti Bimasakti karena untuk membentuk cincin, simulasi menunjukkan bahwa galaksi harus berbentuk cakram tipis dahulu.

Dalam kasus galaksi cincin ini, astronom dapat melihat kembali ke alam semesta awal sekitar 11 miliar tahun lalu, ke masa ketika cakram tipis baru mulai dibentuk. Sebagai perbandingan, cakram tipis Bimasakti mulai terbentuk sekitar 9 miliar tahun lalu. Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Astronomy.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

Astronom Ingin Memancing Meteorit dari Laut Pakai Magnet