Jum'at, 26 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Senin, 01 Juni 2020 | 22:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Terus bergeser di permukaan Bumi, para ilmuwan terus-menerus belajar lebih banyak tentang lempeng tektonik. Menurut penelitian baru, ternyata lempengan-lempengan itu telah ada di Bumi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Para ilmuwan menyebut umur lempeng tektonik Bumi sekitar satu miliar tahun lebih tua. Bongkahan batu raksasa ini berada di kerak Bumi tepat di atas mantel Bumi dan manusia, dapat melihat hasil pergeseran serta keretakan di permukaan dalam bentuk gempa Bumi hingga aktivitas gunung berapi.

Penelitian baru ini didasarkan pada model geokimia baru dari Bumi awal yang menggunakan elemen argon (Ar) sebagai ukuran. Karena argon terlalu berat untuk meninggalkan atmosfer Bumi, manusia dapat memanfaatkannya sebagai cara untuk "mengintip" ke masa lalu sejarah planet ini.

Gas argon dilepaskan sebagai bagian dari pertumbuhan kontinental yang disebabkan oleh subduksi (satu lempeng menekan yang lain), indikator utama aktivitas lempeng tektonik. Ketika argon terakumulasi, gas ini dapat dilacak kembali ke peluruhan radioaktif kalium di kerak dan mantel planet, kemudian ke pergerakan tektonik.

"Model milik kami adalah yang pertama menyelidiki efek penuh dari evolusi kerak, termasuk daur ulang dan pengerjaan ulang kerak, pada sejarah pelepasan gas Bumi," tulis para ilmuwan dalam penelitian, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (1/6/2020).

Akuntansi untuk daur ulang kerak, di mana kerak akan terkikis kemudian dibawa kembali ke bawah tanah, serta penciptaan kerak benua baru adalah salah satu pertimbangan utama bagi para ahli. Model mereka menunjukkan jaringan lempeng tektonik sudah ada lebih dari 4,4 miliar tahun lalu, jauh melampaui perkiraan sebelumnya.

Ilustrasi lempeng tektonik. [Shutterstock]

"Kami tidak yakin apa yang terjadi dalam aktivitas tektonik hari ini, apalagi miliaran tahun yang lalu, tetapi pengukuran argon bisa menjadi taruhan terbaik kami untuk meneliti pergerakan lempeng tektonik. Karena karakteristik khas argon, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi pada Bumi dengan mempelajari argon atmosfer ini," kata Jun Korenaga, ilmuwan planet dari Universitas Yale.

Ini bukan satu-satunya bukti yang terungkap baru-baru ini bahwa lempeng tektonik telah ada lebih dari 3,3 miliar tahun, yang merupakan pemahaman saat ini. Penelitian magnetisme pada batuan kuno di Australia dan Afrika Selatan juga menunjukkan hal serupa.

Penelitian yang telah dipublikasikan di Science Advances ini menekankan bahwa para ilmuwan masih belum memiliki jawaban pasti kapan pergeseran ke lempeng tektonik ini terjadi, tetapi itu jauh lebih tua daripada yang diperkirakan dan layak untuk diteliti lebih lanjut.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Temukan Koridor Misterius di Piramida Cheops Mesir