Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Matahari baru saja menunjakan gerak-gerik anehnya dengan menyemburkan radiasi terbesar sejak tahun 2017 lalu. Awal mula solar minimum Matahari?
Dalam laporan NASA pada 29 Mei 2020 lalu, Matahari diketahui menyemburkan radiasi besar yang ukurannya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan yang terjadi pada Oktober 2017 lalu.
Mengutip Forbes, aktivitas ini dapat menjadi tanda bahwa kini Matahari masuk dalam siklus baru dan akan meningkat ke aktivitas yang lebih tinggi dalam beberapa tahun mendatang, hal ini lalu perlu diantisipasi.
Selama ini, Matahari memang menjadi teman manusia dan tidak menimbulkan kejanggalan apapun. Namun, ilmuwan mewaspadai terjadinya siklus aktivitas 11 tahun yang jelas saja akan terjadi.
Baca Juga
Aktivitas ini bernama solar minimum Matahari. Fenomena ini ditandai dengan meningkatnya bintik Matahari dan aktivitas flare sebagai tanda pembuka dan penutup siklus baru.
Siklus Matahari pada dasarnya tergantung pada medan magnet Matahari. Saat medan magnet Matahari berada pada titik terlemah, saat itu terjadi solar minimum Matahari.
Tahun 2017 lalu, NASA memang telah memprediksi bahwa solar minimum Matahari akan terjadi antara tahun 2019 sampai 2020 ini. Desember 2019 lalu, Panel Prediksi Siklus Matahari, NOAA menyebutkan bahwa siklus baru Matahari terjadi pada April 2020.
Melansir dari Science Alert, pada 29 Mei 2020, pukul 07:24 waktu setempat, sebuah plasma keluar dari daerah bintik Matahari. Dapat terlihat jelas bahwa ada lonjakan radiasi mirip api yang melompat keluar dari sepanjang garis medan magnet Matahari.
Diketahui plasma radiasi mirip api ini adalah suar kelas-M yang disebut merupakan suar terkuat kedua yang pernah muncul.
Jika suar kelas-M ini mengarah ke Bumi maka menimbiilkan pemadaman radio di bagian kutub serta badai radiasi yang berbahaya bagi astronot. Walaupun begitu, beruntung, suar ini tidak mengarah ke Bumi karena kapasitasnya yang cenderung kecil.
NASA menyebutkan bahwa radiasi yang dipancarkan dari Matahari termasuk kecil dengan kecepatan hanya M1.1 pada skala 10-titik. Jadi, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan namun tetap dalam pemantauan khusus.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Apa Itu Gerak Semu Matahari? Apa Saja Efeknya?
-
Bagaimana Cara Kerja Panel Surya, Kok Bisa Menghasilkan Listrik dari Sinar Matahari
-
Sangking Teriknya, Pria di Depok Goreng Telur Pakai Panas Matahari
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Kapan Gerhana Matahari Hibrida Kembali Terjadi di Indonesia
-
Apa Itu Gerhana Matahari Hibrida, Cek Penjelasan Lengkapnya
-
Tata Cara Salat Gerhana, Terdapat Fenomena Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia