Sabtu, 20 April 2024
Dinar Surya Oktarini : Minggu, 07 Juni 2020 | 19:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Sebanyak 20 persen dari 5,5 juta serangga yang tersebar di seluruh dunia yang berhasil teridentifikasi. Sementara 80 persen dari populasi tersebut jumlahnya kian berkurang.

Berdasarkan laporan Caspar Hallman dari Radboud University, Belanda, pada 2017, populasi serangga terbang di cagar alam Jerman menurun lebih dari 75 persen selama 27 tahun terakhir.

Padahal menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), serangga memiliki peran yang sangat vital dalam tatanan hidup manusia dan rantai makanan. Pasalnya, spesies dengan nama latin Insecta ini merupakan penyerbuk, pengontrol hama, pengelola limbah, dan pengurai jasad.

“Jadi bayangkan jika serangga punah akan banyak jasad yang menumpuk dan tidak terurai," terang Djunijanti Peggie, peneliti bidang Entomologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, sebagaimana dikutip dari laman resmi LIPI, Minggu (7/6/2020).

Peggie melanjutkan, penurunan jumlah populasi serangga ini dipengaruhi banyak faktor, namun penyebab utama berasal dari alih fungsi lahan, perubahan iklim, penggunaan pestisida dan pupuk sintetis, hingga adanya faktor biologis termasuk patogen dan spesies invasif.

Agar bisa teridentifikasi, LIPI saat ini sedang berpacu dengan waktu untuk melakukan upaya pendataan serangga dengan melibatkan berbagai pihak.

“Kami juga mendapatkan dana dari Global Biodiversity Information Facility untuk melakukan pendataan dan digitalisasi spesimen kupu-kupu,” imbuh Peggie.

Ilustrasi serangga. (Pixabay/BubbleJuice)

Tak hanya itu LIPI juga membuka kesempatan kepada publik untuk mengkontribusikan spesies yang telah ditemukan.

“Masyarakat dapat mengirimkan koleksi dalam bentuk foto spesies dengan melengkapi data tempat dan waktu ditemukan. Koleksi tersebut dapat menjadi data observasi, salah satunya dalam InaBIF,” lanjutnya.

Secara terpisah, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi menyatakan bahwa pendataan serangga adalah upaya LIPI untuk melengkapi data keanekaragaman hayati. Nantinya, data yang terkumpul akan menjadi salah satu dasar untuk menyatakan status kepunahan.

“Negara maju sudah memiliki perbandingan data serangga dari tahun ke tahun. Sedangkan di Indonesia baru sebatas memiliki koleksi spesimen. Inilah yang dianggap sebagai kondisi kritis eksistensi serangga,” tutup Cahyo.(Suara.com/Tivan Rahmat)

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Ungkap Pelelehan Es di Greenland Kian Cepat, Perubahan Iklim Bikin Khawatir