Kamis, 28 Maret 2024
Agung Pratnyawan : Minggu, 14 Juni 2020 | 08:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - China jadi negara yang terus mengembangkan teknologi antariksa. Termasuk paling baru, diluncurkan satelit khusus untuk memantau lautan Bumi.

Satelit khusus untu memantau Bumi ini telah berhasil diluncurkan China pada Kamis (11/6/2020) kemarin.

Peluncuran satelit Haiyang 1D (HY-1D) tersebut dilangsungkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di Provinsi Shanxi utara untuk memantau lautan Bumi.

Satelit Haiyang 1D akan membentuk konstelasi satelit pertama China untuk layanan sipil laut bersama dengan HY-1C yang diluncurkan pada September 2018.

Menurut China National Space Administration, itu akan melipatgandakan data pengamatan laut saat ini.

Ilustrasi satelit yang berada di orbit bumi. (shutterstock)

"Konstelasi satelit diharapkan untuk meningkatkan kemampuan China dalam mengamati warna laut, sumber daya pesisir dan lingkungan ekologis, dan meningkatkan dukungan untuk meteorologi, pertanian, konservasi air, dan transportasi," tulis kantor berita Xinhua, seperti dikutip dari Space.com pada Sabtu (13/6/2020).

Satelit ini memiliki resolusi spasial 50 meter dan memungkinkan kemampuan untuk meninjau kembali ke lokasi tertentu lebih sering.

Menurut Bai Zhaoguang, direktur sains dan komisi teknologi dengan pengembang China Spacesat, setiap satelit dapat memantau Bumi dua kali sehari setiap pagi dan malam.

Dengan adanya dua satelit, maka pengamatan keseluruhan akan berlipat ganda menjadi empat kali.

Peluncuran ini dikembangkan oleh oleh Aerospace Dongfanghong Satellite Co., Ltd., yang berafiliasi dengan Fifth Academy of China Aerospace Science and Technology Corporation. Misi ini merupakan peluncuran seri roket Long March ke-334.

Itulah kabar terbaru dari China yang telah sukses meluncurkan satelit khusus Haiyang 1D guna melakukan pemantauan lautan. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Giliran Perusahaan Teknologi AS Balik Diblacklist China, Amerika Malah Mengeluh