Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Sempat hilang dalam catatan sains selama 129 tahun, spesies kadal bertanduk akhirnya ditemukan kembali oleh ilmuwan. Hewan tersebut pertama kali ditemukan oleh penjelajah asal Italia bernama Elio Modigliani pada sebuah hutan di Indonesia.
Kadal yang tampak aneh ini akhirnya dicatat sebagai spesies baru dan diberi nama Harpesaurus modiglianii.
Ilustrasi kadal bertanduk di hidungnya pertama kali dibuat pada tahun 1933 berdasarkan spesies kadal asli yang ditemukan pada tahun 1891.
Sejak saat itu, spesies dalam bentuk hidup belum pernah terdeteksi kembali oleh ilmuwan.
Baca Juga
Pada Juni 2018, Chairunas Adha Putra, ahli biologi hewan liar asal Indonesia melalukan survei spesies burung di daerah pegunungan sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.
Di dekat Danau, Putra menemukan spesimen yang dianggap sebagai "kadal mati dengan fitur morfologi menarik".
"Putra telah menemukan 'kadal mati' bermorfologi menarik, tetapi ia tidak yakin apa itu," kata Amarasinghe, yang kemudian meminta ahli biologi untuk mengirim spesimen ke Jakarta.
Penemuan mengenai spesies kadal hidung bertanduk telah diterbitkan di The Journal of Asian Biodiversity.
Kadal yang mencolok itu, secara mengejutkan, ditandai oleh tanduk yang menjulur dari hidungnya.
Setelah menemukannya, Putra langsung menyerahkannya kepada herpetologis bernama Thasun Amarasinghe dari Research Center for Climate Change Universitas Indonesia.
"Ini adalah satu-satunya spesies kadal hidung bertanduk yang ditemukan di Sumatera Utara," kata Amarasinghe kepada Science News.
Dikutip dari IFLScience, spesimen langsung dikirim ke Jakarta dan Putra diminta untuk kembali ke Sumatera Utara di mana ia menemukan kadal mati.
Setelah lima hari pencarian, dia akhirnya menemukan Harpesaurus modiglianii lainnya dalam versi yang masih hidup.
Kali ini kadal hidung bertanduk (nose-horned dragon lizard) berbaring di ranting rendah sehingga Putra bisa mengabadikan gambarnya.
Dia juga mengamati perilakunya sebelum akhirnya melepaskannya di malam yang sama.
"Seni kayu dan cerita rakyat suku Batak (penduduk asli asli daerah tersebut Sumatera Utara) menunjukkan bahwa kadal memiliki tempat khusus dalam mitologi masyarakat. Tetapi sama sekali tidak ada laporan sama sekali tentang spesies ini," kata Amarasinghe menambahkan.
Sama seperti bunglon, spesies kadal bertanduk ini bisa berubah warna ketika terancam.
Hewan ini dapat berubah warna menjadi oranye kecokelatan sesuai dengan warna pohon sekitarnya.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Tips Beli Kambing untuk Kurban Online Lewat Ecommerce Biar Nggak Kena Tipu
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?
-
Duh Anjing Ini Bisa-bisanya Kecanduan Alkohol, Dokter Hewan pun Sampai Turun Tangan
-
Amerika Serikat Hadapi Invasi Babi Super, Bikin Pemburu Keteteran
-
Seabrek Fakta Sains tentang Capybara: Doyan Makan Tebu, Bisa Kena Rabies dan TBC
-
Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya
-
Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari
-
5 Fakta Menarik Buaya, Bisa Makan Tanpa Mengunyah Padahal Giginya Kuat
-
Lihat Hewan Imut Ini Doyan Camilan, Netizen: Ya Ampun, Unyu Banget