Jum'at, 26 April 2024
Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta : Minggu, 21 Juni 2020 | 11:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Penelitian terbaru dari ilmuwan mengungkapkan bahwa dinosaurus awal dan Mosasaurus (reptil laut raksasa) mempunyai telur dengan cangkang cukup lunak.

Burung dan buaya bertelur dengan cangkang keras sementara kebanyakan kadal, ular, dan kura-kura bertelur dengan cangkang cenderung lunak serta kasar.

Telur dengan cangkang lunak muncul pertama kali, tetapi ahli paleontologi telah berjuang untuk memahami transisi evolusi dari kulit telur lunak menjadi kulit telur keras.

Seperti yang bisa kita tebak, cangkang lunak tidak dapat bertahan dengan baik dan sangat sedikit yang ada dalam catatan fosil.

Dua penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature memberikan penjelasan baru pada evolusi telur dengan cangkang lunak.

Telur Mosasaurus yang memfosil. (AMNH/ D Pol)

Penelitian pertama ditulis oleh ahli paleontologi bernama Mark Norell dari American Museum of Natural History (AMNH) di New York.

Peneliti dari AMNH menantang anggapan konvensional bahwa dinosaurus, seperti burung modern, bertelur keras.

"Asumsinya adalah bahwa telur dinosaurus awal sangat sulit dikupas. Selama 20 tahun terakhir kami telah menemukan telur dinosaurus di seluruh dunia. Tetapi sebagian besar, mereka hanya mewakili tiga kelompok saja. Pada saat yang sama, kami telah menemukan ribuan sisa-sisa kerangka dinosaurus Ceratopsian, tetapi hampir tidak ada telurnya. Jadi mengapa telur mereka tidak diawetkan? Dugaan saya adalah bahwa mereka bercangkang lunak," kata Mark Norell.

Penelitian dari ilmuwan membuktikan bahwa Archosaurus paling awal (kelompok yang mencakup dinosaurus, buaya, dan Pterosaurus) memiliki telur dengan cangkang lembut.

Telur bercangkang lunak ini kemungkinan terkubur di tanah atau pasir basah dan tetap hangat dengan bahan tanaman yang membusuk, mirip dengan strategi yang digunakan oleh reptil.

Ilustrasi telur dinosaurus. (Pixabay/ M W)

Dengan melacak perkembangan kulit telur selama masa Mesozoikum, para peneliti menyimpulkan bahwa telur yang dikuliti dan dikalsinasi berevolusi secara independen setidaknya tiga kali pada dinosaurus, dari hewan yang bertelur soft-shelled.

Dikutip dari Gizmodo, penelitian kedua yang menguatkan teori di atas dipimpin oleh ahli paleontologi bernama Julia Clarke dari University of Texas.

Mereka meneliti sebuah telur bercangkang lunak raksasa dari Antartika.

Telur ini dipercaya dari endapan laut zaman Cretaceous Akhir dan berasal dari 66 juta tahun yang lalu. Panjang dan lebarnya sekitar 29 cm x 20 cm.

Analisis fosil mengungkapkan kulit terluar yang tipis dengan struktur yang tidak memiliki lapisan kristal (bagian terstruktur dari mineralisasi telur).

Ilustrasi Mosasaurus meletakkan telurnya. (AMNH/ Francisco Hueichaleo)

Strukturnya agak mengingatkan pada telur transparan dan cepat menetas yang diletakkan oleh ular dan kadal modern.

Telur ini diprediksi ada hubungannya dengan fosil Antarcticoolithus bradyi, tetapi spesies yang tepat atas penghuni telur ini masih belum diketahui oleh ilmuwan.

Itu adalah telur yang sudah menetas, jadi tidak ada tanda-tanda bekas penghuninya.

Namun ilmuwan memprediksi bahwa telur ini hampir mirip dengan endapan sisa fosil Mosasaurus (reptil laut raksasa) atau sering disebut "monster laut prasejarah" mengingat ukuran mereka yang sangat besar.

Sebagai informasi, spesies terkecil Mosasaurus mempunyai panjang sekitar 1 meter dan ukuran terbesarnya mencapai panjang 17 meter (Mosasaurus hoffmannii).

Berdasarkan penelitian mengenai telur dinosaurus awal di atas, ilmuwan sangat yakin bahwa leluhur dinosaurus sebenarnya mempunyai telur dengan cangkang lunak.

BACA SELANJUTNYA

Gara-Gara Flu Burung, Harga Telur Meroket di Inggris, Stok Langka