Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - NASA resmi mengumumkan empat misi ekplorasi yang tergabung dalam Discovery Progam. Salah satunya Trident, misi untuk mempelajari Triton, bulan terbesar Neptunus.
Triton ini disebut-sebut sebagai satelit alamami yang paling aneh di tata surya kita. Masih banyak misteri yang belum terungkap dari sana.
Para ilmuwan percaya, dengan mempelajari Triton akan membantu manusia lebih memahami pembentukan planet dan evolusi. Ada banyak alasan bagus mengapa manusia harus mempelajarinya.
Triton memiliki banyak keanehan, termasuk fakta bahwa bulan ini merupakan satu-satunya satelit berukuran besar di tata surya yang bergerak dalam orbit retrograde, yaitu berlawanan arah dengan rotasi planet induknya. Karena memiliki orbit yang seperti itu, Triton diperkirakan adalah objek Sabuk Kuiper yang ditangkap oleh Neptunus.
Baca Juga
-
Apresiasi ke Tenaga Medis, NASA Pasang Penghargaan di Robot Penjelah Mars
-
NASA Tunda Peluncuran Robot Baru Penjelajah Mars, Ini Alasannya
-
Lagi, NASA Tunda Peluncuran Teleskop James Webb Space
-
Akankah Pluto dan Neptunus Bertabrakan? Ini Penjelasannya
-
Teleskop Hubble Tangkap Badai Besar di Planet Neptunus, Ini Penampakannya
Tak hanya itu, Triton juga memiliki salah satu permukaan termuda di tata surya. Ada kekhasan yang ditemukan di atas dan di bawah permukaannya.
Atmosfer dan ionosfer bulan jauh lebih aktif dari seharusnya dan di bawah permukaan es terdapat lautan yang mengelilingi inti berbatu.
"Triton selalu menjadi objek paling menarik di tata surya," ucap Louise Prockter, Kepala Investigasi Trident dan Direktur Lunar and Planetary Institute/Universities Space Research Association di Houston, seperti dikutip dari IFL Science, Senin (22/6/2020).
Jika disetujui, misi Trident akan diluncurkan pada Oktober 2025 dengan tanggal peluncuran cadangan setahun kemudian. Misi Voyager 2 sebelumnya, telah mempelajari Triton pada lebih dari 30 tahun yang lalu.
Nantinya, setelah pesawat misi baru tiba di Triton, ini akan memetakan 60 persen permukaan yang tidak diamati oleh Voyager, yang diharapkan akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana permukaan bulan diremajakan.
"Kami tahu permukaan Triton memiliki semua fitur yang belum pernah kami lihat sebelumnya dan itu memotivasi kami untuk ingin tahu bagaimana cara kerja bulan tersebut," kata Karl Mitchell, ilmuwan misi Trident di JPL, NASA.
NASA akan mengumumkan misi mana yang akan dipilih pada musim panas 2021. Masih ada waktu lebih dari setahun untuk mengetahui apakah misi Trident akan diluncurkan.
Itulah rencana NASA untuk kembali mengirimkan misi guna mempelajari Triton, bulan terbesar Neptunus. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
-
Laptop Gaming Acer Predator Triton 16 Terbaru, Dibekali GeForce RTX 4070
-
Ilmuwan Ungkap Planet Berkabut, Wujud Mirip Neptunus
-
Berapa Jarak Bumi ke Matahari dan Bagaimana Cara Mengukurnya?
-
Berapa Jarak Bumi ke Bulan, Lengkap Fakta Menariknya
-
Acer Predator Triton 17 X Resmi Rilis, Laptop Gaming Premium dengan RTX 4090
-
Beli Laptop Gaming Acer, Dapat Figure Twitch Rainbow Six Siege
-
Kenapa Bintang Digambarkan dengan Lima Sudut, Padahal Aslinya Bulat
-
12 Orang yang Pernah Menginjakkan Kaki di Bulan, Tak Hanya Neil Armstrong
-
Sebuah Komet Hijau Mendekati Bumi, Lintasannya Bisa Terlihat?