Kamis, 25 April 2024
Agung Pratnyawan : Sabtu, 27 Juni 2020 | 06:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Pluto selama ini dikenal sebagai planet yang sangat dingin dan berlapis es. Belum lama ini ilmuwan mendapatkan bagaimana awal mula planet tersebut terbentuk.

Penelitian baru yang diterbitkan di Nature Geoscience, mendapati planet Pluto memiliki awal yang panas dan mengembangkan samudera cair bawah permukaan jauh lebih awal dari yang diperkirakan.

Para ilmuwan Amerika Serikat mencapai kesimpulan tersebut dengan membandingkan berbagai simulasi termal interior Pluto, berkat bantuan wahana antariksa New Horizon milik NASA.

"Untuk waktu yang lama kita telah memikirkan tentang evolusi termal Pluto dan kemampuan lautan untuk bertahan hidup hingga saat ini. Sekarang kita memiliki gambar permukaan Pluto dari misi New Horizons NASA, kita dapat membandingkan apa yang kita lihat dengan prediksi model evolusi termal yang berbeda," ucap Francis Nimmo, profesor ilmu Bumi dan planet di UC Santa Cruz, seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (26/6/2020).

New Horizons mengungkapkan bahwa fitur pada permukaan Pluto adalah objek yang aktif secara geologis. Sebelumnya, para ilmuwan telah mencurigai adanya lautan asin di bawah permukaan lapisan es Pluto.

Para ilmuwan secara tradisional mengaitkan pembentukan lautan Pluto dengan panas, yang dihasilkan oleh peluruhan radioaktif di interior planet kerdil, yang diukir di dalam bola es dan batu beku.

Tetapi dari simulasi baru yang dilakukan ilmuwan tim ahli, skenario awal ini tidak akan menjelaskan beberapa fitur permukaan Pluto yang dilihat oleh New Horizons.

Ilustrasi Planet Pluto. [Shutterstock]

"Jika mulai dingin dan es meleleh secara internal, Pluto akan berkontraksi dan kita harus melihat fitur kompresi di permukaannya, sedangkan jika mulai panas itu akan meluas ketika laut membeku dan kita akan melihat fitur ekstensi di permukaan," kata Carver Bierson, mahasiswa pascasarjana di UC Santa Cruz dalam sebuah pernyataan.

Sebagian besar energi gravitasi dilepaskan dari bahan yang bertambah, harus dipertahankan sebagai suhu panas agar Pluto cukup panas untuk memiliki lautan cair di masa-masa pembentukan awal. Agar hal itu terjadi, pembentukan Pluto kemungkinan terjadi dengan cepat.

"Jika itu menumpuk terlalu lambat, bahan panas di permukaan memancarkan energi ke luar angkasa. Tetapi jika itu menumpuk cukup cepat, panas akan terperangkap di dalamnya," tambah Nimmo.

Menurut perhitungan para ahli menunjukkan bahwa jika planet kerdil terbentuk selama periode kurang dari 30.000 tahun maka panasnya akan tetap terjaga.

Jika di sisi lain, periode ini berlangsung selama beberapa juta tahun, maka objek luar angkasa yang besar harus menabrak untuk mengubur energi jauh di dalam permukaan Pluto untuk menghasilkan panas yang cukup.

Itulah penelitian terbaru ilmuwan yang menapati bagaimana awal mula planet pluto terbentuk. Planet yang dikenal dengan lapisan es yang dimilikinya. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia