Sabtu, 20 April 2024
Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia : Selasa, 07 Juli 2020 | 06:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Hitekno.com - Membuat takjub, teleskop luar angkasa milik NASA, Hubble baru-baru ini mengambil foto kembang api di kluster bintang G286.21+0.17. Berbentuk mosaik, bagaimana menakjubkannya foto tersebut?

Mosaik dalam foto kembang api di kluster bintang ini berasal dari 750 observasi radio dengan mengandalkan teleskop radio Atacama Large Milimeter/submilimeter Array atau ALMA yang berada di Chilli dan Hubble.

Jika sebutan kembang api ini kamu samakan dengan kembang api yang terjadi di Bumi, tentu adalah hal yang salah. Pasalnya, kembang api ini terjadi akibat adanya proses kelahiran bintang-bintang.

Melansir dari Space.com, kluster bintang ini terletak di region Carina yang berada di dalam galaksi Bima Sakti yang berjarak sekitar 8.000 tahun cahaya. Dari gambar ini terlihat awan berwarna ungu yang mendominasi foto tersebut.

Awan berwarna ungu ini merupakan gas molekul mengingat ALMA biasanya bertugas mengamati aktivitas gas yang jatuh dan masuk ke dalam kluster. Gas ini yang lalu menciptakan inti padat yang nantinya membentuk bintang.

Kembang api di kluster bintang. (NASA)

Jika warna ungu berasal dari ALMA, maka bintang-bintang di foto ini berasal dari gambar-gambar milik teleskop Hubble. Diduga bintang-bintang dalam kluster G286.21+0.17 ini berasal dari awan molekul yang meninggalkan debu panas.

Cukup menakjubkan, dengan penemuan ini, ilmuwan percaya bahwa sistem tata surya kita begitu dinamis hingga mampu menciptakan kelahiran berbagai bintang.

Ilustrasi galaksi dan alam semesta. (Pixabay/ Gerd Altmann)

Lebih lanjut, ilmuwan percaya bahwa sebagian besar bintang di Bima Sakti ini lahir berkat kluster bintang besar serupa dengan G286.21+0.17. Sayangnya, proses terjadi awan molekul hingga kini masih belum dapat dipahami.

Foto kembang api di kluster bintang ini masih dalam proses penelitian untuk kedepannya lebih memahami bagaimana sistem tata surya ini.

BACA SELANJUTNYA

Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya