Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Jika kita mengira bahwa semut hanya memiliki warna cokelat, hitam hingga merah kecokelatan, semut satu ini mempunyai warna unik. Ilmuwan menemukan mengapa semut putih tersebut memiliki karakter warna berbeda dibandingkan makhluk kecil lainnya.
Pada lanskap Amerika Barat Daya, terdapat hewan unik yang dijuluki "semut putih".
Nama lengkapnya adalah semut beludru putih Thistledown (Dasymutilla gloriosa).
Organisme tersebut sering ditemukan pada semak cemara yang memiliki bunga creosote putih.
Baca Juga
"Semut putih" bukanlah seekor semut sebenarnya melainkan mereka adalah sejenis tawon.
Hanya saja bentuk tubuh mereka sekilas memang mirip dengan semut.
Sebelumnya banyak ilmuwan yang mengira bahwa semut putih berevolusi "menyamakan" penampilan mereka dengan bunga creosote putih yang jadi tempat favorit mereka.
Bisa saja itu merupakan cara mereka untuk menyembunyikan diri dari predator.
"Adalah logis berasumsi semut putih beludru Thistle-down berevolusi terkait penampilan mereka untuk bersembunyi dari predator di antara buah creosote yang jatuh. Tapi tawon mendahului kedatangan semak creosote ke Amerika Barat Daya selama jutaan tahun. Jadi, kami menyelidiki penjelasan lain untuk warna putih mereka," kata Joseph Wilson seorang profesor di Departemen Biologi Utah State University, pada press release-nya.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Biology Letters, ilmuwan menyelidiki "alasan lain" terkait tubuh semut yang berwarna putih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya bulu putih di atas tubuh Dasymutilla gloriosa berkaitan dengan manfaat termoekologis pada hewan-hewan ini.
Itu membantu mereka "tetap tenang" di lingkungan yang begitu panas.
Mereka menggabungkan data genetik dengan studi pencitraan termal dan menggunakan metode spektrometri reflektansi.
Itu mereka lakukan untuk membandingkan kemampuan tawon dan buah creosote dalam memantulkan panas.
Temuan mereka menunjukkan bahwa bulu putih tawon memang membantu mereka bertahan hidup di padang pasir yang panas.
Fenotip ini berkembang sebagai alat termoregulasi daripada kamuflase.
Dikutip dari IFLScience, warna putih jarang terlihat pada hewan yang hidup di luar lingkungan Arktik karena berdasarkan lingkungan, warnanya cukup mencolok.
Namun ternyata semut putih mempunyai karakter warna tersebut sebagai cara dalam menghalau panas.
Analogi sederhananya, seperti kita saat kita tidak ingin memakai baju hitam ketika kondisi di luar rumah sangat panas dengan terik Matahari.
Semut putih mengandalkan warna mereka untuk misi lebih penting, yaitu bertahan hidup dalam lingkungan panas.
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
-
Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
-
Tips Beli Kambing untuk Kurban Online Lewat Ecommerce Biar Nggak Kena Tipu
-
Deretan Penyakit yang Rentan Menyerang Hewan Kurban, Wajib Diwaspadai
-
Banyak Menjangkit Hewan Kurban, Apa Itu Lumpy Skin Disease?
-
Ilmuwan Ungkap Ada Samudra di Bawah Permukaan Satelitnya Uranus, Ada Makhluk Hidup?
-
Ilmuwan Ungkap Struktur Inti Bulan, Hasilnya Mengejutkan
-
Siapa Ibnu Al Haitam? Ternyata Kontribusinya di Bidang Optik Bikin Tercengang
-
Duh Anjing Ini Bisa-bisanya Kecanduan Alkohol, Dokter Hewan pun Sampai Turun Tangan
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid