Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Hitekno.com - Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia modern, populasi dunia diprediksi akan menurun dalam 45 tahun ke depan. Tentu saja, hal ini bakal merevolusi kisah peradapan manusia dan perubahan besar dalam cara hidup manusia.
Untuk saat ini, populasi dunia tercatat berjumlah sekitar 7,8 miliar orang. Namun nantinya akan mengalami penurunan untuk pertama kalinya terjadi.
Menurut penelitian baru yang diterbitkan di The Lancet, jumlah itu diperkirakan akan tumbuh dalam beberapa dekade mendatang dan mencapai puncaknya pada 2064 dengan jumlah sekitar 9,7 miliar, sebelum akhir menurun menjadi 8,8 miliar pada 2100.
Diprediksi sebanyak 23 negara akan mendapati populasi warga menyusut lebih dari 50 persen, termasuk Jepang, Thailand, Italia, Spanyol, Portugal, Korea Selatan, dan negara-negara lain yang ditandai oleh tingkat kelahiran yang rendah dan populasi yang menua.
Baca Juga
Bahkan China, negara yang sering dikaitkan dengan pertumbuhan populasi yang tidak terkendali, juga diperkirakan akan turun dari 1,4 miliar orang pada 2017 menjadi 732 juta orang pada 2100.
Di sisi lain, beberapa negara di dunia diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah populasi, termasuk Afrika Utara, Timur Tengah, dan Afrika Sub-Sahara, yang akan bertambah tiga kali lipat selama abad ini dari 1,03 miliar pada 2017 menjadi 3,07 miliar pada 2100.
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washingtonâs School of Medicine melihat bagaimana kematian, kesuburan, dan migrai akan mempengaruhi populasi global selama 80 tahun mendatang, menggunakan data dari Global Burden of Disease Study 2017. Ini juga menjelaskan bagaimana perang, bencana alam, dan perubahan iklim juga dapat mempengaruhi jumlah kematian di berbagai negara.
Alasan di balik penurunan populasi global sangat rumit dan tidak jelas, meskipun didukung oleh kecenderungan umum terhadap angka kelahiran yang lebih rendah, didorong penurunan kesuburan yang berkelanjutan, peningkatan pencapaian pendidikan perempuan, dan akses ke kontrasepsi.
Seiring dengan hal ini, manusia juga akan melihat banyak perubahan radikal dalam kekuatan geopolitik dan cara orang-orang di seluruh dunia menjalani kehidupan.
Salah satu perubahan utama akan dilakukan oleh negara-negara tertentu yang mengalami penurunan drastis dalam jumlah orang dewasa usia kerja, yang pada akhirnya dapat memberatkan ekonomi mereka dan mempengaruhi keseimbangan kekuatan geopolitik di dunia.
Negara mana yang akan berkuasa di dunia ini belum jelas, tetapi China diperkirakan akan melampaui Amerika Serikat dan menjadi ekonomi terbesar pada 2035 berdasarkan total produk domestik bruto (PDB) terbesar.
Namun, jika estimasi penelitian ini akurat, Amerika Serikat akan merebut kembali posisi teratas pada 2098.
"Abad ke-21 akan melihat revolusi dalam kisah peradaban manusia kita. Afrika dan Dunia Arab akan membentuk masa depan kita, sementara Eropa dan Asia akan surut dalam pengaruhnya. Pada akhir abad ini, dunia akan menjadi multipolar, dengan India, Nigeria, China, Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan," ucap Dr Richard Horton, pemimpin redaksi Lencet, seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (15/7/2020).
Penelitian baru ini juga berpendapat bahwa dunia harus mengubah cara manusia bermigrasi. Laporan itu menunjukkan bahwa banyak negara harus memilih kebijakan migrasi yang lebih liberal, hanya untuk mempertahankan ukuran populasi mereka dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Menurut Profesor Ibrahim Abubakar dari University College London, pada akhirnya jika prediksi ini bahkan setengah akurat, migrasi akan menjadi kebutuhan bagi semua negara.
Itulah prediksi para ahli yang menyebutkan adanya penurunan populasi dunia untuk pertama kali dalam sejarah manusia modern. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).
Terkini
- Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik, Yandex Manfaatkan Model Jaringan Neural
- Canggih, Begini Inovasi Teknologi Terkini pada Honda CBR 150
- Kolaborasi Pertamina dan UGM untuk Energi Hijau dan Peningkatan Serapan Karbon
- Pakar Mulai Percayakan Peracikan Formula Obat ke AI, Kini Masuk Tahap Uji Klinis
- Ilmuwan Temukan Objek Terpanas di Alam Semesta, Bukan Matahari apalagi Planet
- Asteroid Seukuran Gedung Tiga Lantai Sempat Dekati Bumi namun Tak Usung Bahaya
- Kabar Duka, Penemu Baterai Lithium Ion Meninggal Dunia
- Pengidap Diabetes Meningkat Pesat, Kelak Berpotensi Jangkit 1,3 Miliar Jiwa
- Rusia akan Lakukan Uji Coba Drone Selam yang Bisa Bawa Nuklir
- 3 Mitos Mengonsumsi Daging Kambing, Benarkah Bikin Darah Tinggi?
Berita Terkait
-
Deretan Jenis Manusia Purba yang Ada di Indonesia, Ada Apa Saja?
-
Link Nonton Bumi Manusia, Iqbaal Ramadhan Jadi Siswa Sekolah Elit di Era Kolonial
-
Picu Situasi Darurat Nasional, Angka Kelahiran Bayi di Italia Menyusut Drastis
-
Heboh Muncul Kasus Jamur Tanaman Menginfeksi Manusia, Efeknya Bikin Ngeri
-
Dragon Ball: Bisakah Manusia Mengalahkan Saiyan? Siapa yang Bisa Melakukannya?
-
Ilmuwan Ungkap bahwa Tikus di New York Mulai Bisa Terjangkit Covid
-
Kominfo Putus Akses 7 Situs dan 5 Grup Media Sosial Jual Beli Organ Tubuh
-
5 Karakter Anime yang Ingin Membantai Umat Manusia, Bukan Hanya Penjahat
-
Hampir 3 Meter, Pria Asal Ghana Ini Bisa Jadi Manusia Tertinggi di Dunia
-
Ilmuwan Temukan Kemiripan Otak antara Manusia dan Gurita, Diluar Dugaan